SOLO, (Panjimas.com) – Terkait haji dan musibah Mina yang terjadi beberapa waktu yang lalu, ustadz Dr Muinudinillah Basri MA memberikan penjelasannya di Masjid Istiqomah Penumping Sabtu, (3/10).
Perlu dicatat, Syi’ah dalam kitab kitab sucinya menegaskan bahwa imam Mahdi mereka akan membunuh jamaah haji di Mina. Sebagaimana mana ditegaskan oleh AnNukmaniy, muhaddits Syi’ah.
Selanjutnya, Ketua DSKS (Dewan Syariah Kota Surakarta) mengatakan maka siapa aktor tragedi Mina sebenarnya? Bukankah Iran terang-terangan bahwa jama’ah hajinya, telah melawan Arus. Bukankah sejak dahulu kala Syi’ah menodai tanah suci? Bukankah Iran selalu mengeluarkan ancaman ke Saudi, terkhusus pasca Revolusi Khomeini, dan setelah Saudi memerangi Hausti di Yaman.
Permasalahan besar umat Islam hari ini adalah hilangnya akidah alwala wal bara. Mereka tidak bisa membedakan kawan dan lawan. Kekuatan iman tidak bisa dinilai dengan shalat, puasa, haji, infak, zakat dan jihad. Sebab amal-amal itu pun bisa dilaksanakan oleh munafikun.
Tetapi kekuatan dan kebenaran keislaman seseorang bisa dilihat pada akidah alwala wal baro nya. Kepada siapa dia memberikan loyalitas, pembelaan, pertolongan , dan siapa yang ia musuhi. Inilah garis pembeda iman hakiki & kenifakan.
“Orang yang gembira atas musibah yang menimpa saudara muslimin, seperti di Makkah adalah ciri munafik. Orang yang membela Syi’ah adalah bukti bahwa akidah nya bermasalah.” Ujarnya sepulang dari tanah suci.
Termasuk fikih prioritas adalah mengkaji siapa yang berhak mendapatkan loyalitas dan siapa yang harus dimusuhi. Jadi, menentukan kawan dan lawan adalah termasuk prioritas utama muslimin kontemporer, termasuk di Indonesia. Sebab rusaknya alwala wal baro akan menjadi penyebab rusaknya perjuangan.
Sementara itu sampai berita ini diturunkan jumlah korban musibah Mina yang direlase oleh pemerintahan Arab Saudi mencapai 2000 orang.