JAKARTA, (Panjimas.com) – Dengan pekikan Allahu Akbar, Fakhruddin ar-Razi Competetion (FRC) ke-5 tahun 2015 resmi dibuka. Ketua Kwartir Nasional Pramuka Dr Adyaksa Dault SH secara resmi membuka perhelatan akbar tahunan ini di GOR Ciracas Jakarta Timur pada Ahad (20/9).
Ka Kwarnas yang mengenakan baju putih berpeci hitam merasa bangga bisa melihat calon generasi Islam yang hadir dalam kompetisi ini. Ia berharap, FRC ini kelak dapat melahirkan ulama yang intelek dan intelek yang ulama. “Saya berdoa semoga di antara kalian ada yang jadi menteri atau bahkan presiden,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Melalui release yang diterima redaksi, Adyaksa menjelaskan, acara FRC ini merupakan bentuk revolusi mental yang sebenarnya, yang bisa mencerdaskan generasi anak bangsa ke depan. Karenanya, ia sangat mengapresiasi adanya kompetisi FRC untuk tingkat SD dan SMP ini. “FRC sudah lebih dulu melakukan revolusi mental,” tegasnya.
Ka Kwarnas yakin acara tahunan Majalah Gontor dengan KPM ini bermanfaat bagi pembinaan generasi muda mendatang. “Semoga acara ini menginspirasi banyak pihak akan pentingnya mencetak calon ulama-ulama intelek, ulama yang hadir memimpin di jamannya.”
Sementara itu, Pemimpin Umum Majalah Gontor, Dr. Muhammad Emnis Anwar menjelaskan, pada hari yang sama ada hampir 10.000 siswa SD/MI kelas 4,5 dan 6 serta siswa SMP/MTS kelas 7, 8 dan 9 yang berada di 35 kota di Indonesia dan Malaysia.
Berikut 35 kota yang terdaftar adalah Sorong-Papua, Makassar, Medan, Surabaya, Sidoarjo, Lumajang, Tuban, Gresik, Malang, Blitar, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Kota Kediri, Kab.Kediri, Jember, Jombang, Madiun, Ponorogo, Semarang, Solo, Yogyakarta, Magelang, Banjar, Serang-Banten, Bandung, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Jakarta dan Malaysia.
“Alhamdulillah, dari tahun ke tahun peserta FRC selalu meningkat,” ucapnya. Emnis berharap semoga acara ini bermanfaat dan mendapat ridlo Allah SWT. Paling tidak, upaya ini sebagai bentuk kepedulian dan partisipasi kita menghadirkan kompetisi yang akan menjadi langkah awal terbentuknya para calon ulama intelek di masa depan.
Direktur Operasional Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Muhammad Fahri dalam sambutannya menghimbau kepada para peserta agar menjadi juara, setidaknya juara dalam membangun semangat kompetisi untuk meningkatkan kualitas diri dalam pelajaran matematika dan pengetahuan agama Islam.
“Semoga diantara para peserta kelak ada yang menjadi pemimpin di masa mendatang, amin,” ungkapnya.
Ajang tahunan FRC ini tidak mewajibkan para peserta membayar biaya pendaftaran. Tapi bukan berarti gratis, melainkan memberikan seikhlasnya dengan cara memasukannya ke dalam kotak kerompak yang bisa diisi oleh calon peserta FRC, sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa atau sekolah.