JAKARTA (Panjimas.com) – Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Pimpinan Pusat Hidayatullah, Mahladi Murni mengingatkan umat Islam agar tidak terpancing provokasi, terkait penolakan pendirian masjid di Manokwari, Papua Barat.
Pasalnya, hal tersebut bisa saja kembali terjadi di tempat lain, mengingat Papua termasuk daerah yang rawan konflik SARA.
“Hal-hal seperti ini di tempat-tempat yang rawan konflik bisa saja terjadi,” kata Mahladi Murni ketika dihubungi Panjimas.com, Jum’at (18/9/2015).
Ia mengungkapkan, diduga ada pihak-pihak yang tak bertanggungjawab, menunggangi dan mengambil keuntungan dengan meletusnya konflik SARA.
Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus cermat mencerna informasi dan mendalaminya dengan baik,
“Kaum Muslimin seharusnya bila melihat hal-hal seperti itu, tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, harus mendalami informasi tersebut secara benar,” imbuhnya.
Hal itu semata-mata, agar seluruh anak bangsa, khususnya kaum Muslimin tak mudah diadu domba.
“Supaya kita tidak salah dan tidak diadu domba, sehingga kondisinya malah tidak kondusif,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Umat Islam di Papua kembali dizalami dengan aksi intoleran. Sebuah spanduk dipasang sekelompok orang yang diduga berasal dari kelompok Kristen di depan bangunan masjid. (Baca: Intoleran, Sekelompok Kristen Papua Tolak Pembangunan Masjid di Manokwari)
Spanduk yang mengatasnamakan umat Kristen Papua Barat itu menolak adanya pembangunan masjid di kota Manokwari yang diklaim sebagai kota injil. [AW]