JAKARTA, (Panjimas.com) – Dai pedalaman Irian Jaya, Ustadz M Zaaf Fadzlan Rabbani Garamatan menerima penghargaan dari Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI), hari Kamis (17/7) pukul 7 malam. Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara resepsi HUT KAHMI Ke-49 di Gedung Ballroom Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jl Senen, Jakarta.
Ungkap Ahmad Damanik selaku Humas AFKN, melalui release yang diterima redaksi Jumat (18/9).
Dalam resepsi itu, Majelis Nasional KAHMI memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi terhadap pengabdian umat, pendidikan, pemerintahan, sosial, dan kategori lainnya. “Ustadz Fadzlan menerima penghargaan dalam kategori pengabdian umat,” ujar Nike Ardina, bagian sekretariat KAHMI.
Sementara itu, Ustadz Fadzlan yang juga Ketua Umum Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) menyampaikan ucapan terimakasih atas kepercayaan dari KAHMI yang telah memberikan penghargaan tersebut. Menurut Ustadz Fadzlan, aktivitas dakwah yang telah dilakukannya di pedalaman Irian Jaya merupakan bentuk kecintaan untuk melanjutkan tugas para Nabi dalam berdakwah. “Meskipun tak ada sanjungan dan penghargaan, dakwah ini harus terus dilanjutkan,” ujar Ustadz Fadzlan yang juga kelahiran Patipi, Fakfak, Irian Jaya Barat.
Pria yang juga Ketua TPF Komite Umat untuk Tolikara ini menambahkan, kerja dakwah merupakan bentuk nyata pengabdian umat di tengah masyarakat. Terlebih, katanya, persepsi masyarat terhadap Irian Jaya sebagai daerah tertinggal, bodoh, dan perang suku. “Perlu pengabdian yang serius agar harkat martabat di sana dapat terangkat dan berganti dengan kecerdasan,” paparnya.
Ustadz Fadzlan juga menyampaikan dengan adanya penghargaan mengartikan masyarakat Muslim Indonesia punya perhatian dalam dakwah ini. “Oleh karena itu, kerja dakwah dalam rangka pengabdian umat ini harus dilakukan secara bersama-sama. Agar lebih banyak lagi umat yang bisa tercerahkan dengan dakwah,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Ustadz Fadzlan Garamatan telah memulai debut dakwahnya sejak tahun 1980-an. Saat itu, Ustadz Fadzlan sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama di Makassar, Sulawesi Selatan. Selesai kuliah, ia lebih memilih menjadi dai pedalaman. Hingga kini, telah ribuan orang yang mendapatkan hidayah melalui dakwahnya di pedalaman Irian Jaya. Bentuk keseriusannya dalam pembinaan masyarakat Irian Jaya, Ustadz Fadzlan mendirikan Pondok Pesantren Nuu Waar di Kp Bunut, Ds Taman Sari, Kec Setu, Kab Bekasi, Jawa Barat.
“Kelak para santri-santri ini yang akan membawa pencerahan di bumi Irian Jaya,” ujar Ustadz Fadzlan yang mendatangkan santri-santri dari berbagai daerah di Irian Jaya.