JAKARTA, (Panjimas.com) – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan bela sungkawa atas insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram. Salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia itu menyerukan salat gaib untuk para korban yang diyakini mati syahid.
“PBNU menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas insiden jatuhnya crane di area pembangunan Masjidil Haram Makkah al-Mukarramah, akibat badai dan hujan deras di Makkah, yang menyebabkan wafatnya puluhan dluyufur rahman, para tamu Allah SWT yang akan menunaikan ibadah haji,” kata Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dalam siaran pers, Sabtu (12/9/2015).
Ma’ruf Amin mengatakan PBNU bertakziyah untuk para korban dan senantiasa berdoa semoga mereka termasuk dalam syuhada yang menjadi penghuni syurga. PBNU juga mendoakan agar keluarga korban diberikan kekuatan, keikhlasan dan ketegaran untuk menerima ujian ini, dengan senantiasa mengingat bahwa “Sesungguhnya kita ini milik Allah SWT dan kepada-Nya kita semua akan kembali”.
“Ini juga sebagai modal penting untuk mengingatkan kita akan kematian, sehingga dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan meningkatkan amal kebajikan, baik yang bersifat vertikal maupun yang bersifat horisontal,” ujar Ma’ruf Amin. Seperti dilansir detik.
Ma’ruf Amin menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya warga Nahdliyyin untuk melakukan salat ghaib di masjid-masjid dan musala-musala. Salat ghaib bisa untuk menggantikan salat jenazah yang hukumnya fardlu kifayah, yaitu diwajibkan kepada seluruh umat Islam dengan prinsip keterwakilan.
“Salat ghaib hukumnya sah sebagaimana salat jenazah. Salat ghaib ditujukan untuk dluyufurrahman yang wafat di tanah suci karena musibah jatuhnya crane proyek pembangunan masjidil haram,” ujar pria 72 tahun ini.
Dia menjelaskan tata cara salat ghaib sama dengan salat jenazah, dengan empat takbir tanpa rukuk dan sujud. Setelah takbir pertama (takbiratul ihram), membaca surat al-Fatihah, kemudian takbir kedua dilanjutkan membaca shalawat atas nabi SAW, lalu mendo’akan mayit setelah takbir ketiga. Dan terakhir, setelah takbir keempat disunnahkan membaca do’a diakhiri dengan salam.
“Mengimbau kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, lembaga-lembaga di lingkungan Nahdliyyin, para pengurus masjid, musala untuk mengajak seluruh jamaah melakukan salat ghaib, tahlil, serta istighatsah, meminta pertolongan dari Allah agar para hujjaj yang wafat diampuni oleh Allah SWT,” ujar mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama itu.
“Para jamaah haji yang sedang persiapan menunaikan manasik hajj diberi kekuatan lahir batin, para pelayan tamu-tamu Allah diberikan kekuatan untuk menyiapkan, memfasilitasi, dan melayani segala kebutuhan hingga dapat terlaksana secara baik,” pungkasnya.