PANJIMAS.COM – Shalat adalah salah satu dari lima rukun Islam. Bahkan shalat menjadi tiang agama bagi seseorang. Oleh sebab itu, tata cara shalat seharusnya mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Shalatlah kalian sebagaimana kamu melihat aku shalat.” (HR. Bukhari).
Diantara tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah merapatkan shaf (barisan) shalat. Sebagaimana sabdanya:
وَقَالَ النُّعْمَانُ بْنُ بَشِيرٍ: رَأَيْتُ الرَّجُلَ مِنَّا يُلْزِقُ كَعْبَهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ
An-Nu’man bin Basyir berkata: Saya melihat laki-laki diantara kami ada yang menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya. (HR. Bukhari).
Dalam hadits lainnya, fungsi merapatkan shaf adalah untuk menghindari adanya celah bagi syaitan.
عن أنس بن مالك : عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال “رصوا صفوفكم وقاربوا بينها وحاذوا بالأعناق فوالذي نفسي بيده إني لأرى الشيطان يدخل من خلل الصف كأنه الحذف” . قال الشيخ الألباني : صحيح
Dari Anas bin Malik ra, Rosulullah bersabda: “Luruskan shaf-shaf kalian, dekatkan jarak antaranya, dan sejajarkan bahu-bahu kalian! Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat setan masuk dari celah-celah shaf seperti anak kambing.” (HR: Abu Dawud, Ahmad dan lainnya, dishohihkan oleh Imam Al-Albani).
عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – قَالَ قُتَيْبَةُ عَنْ أَبِى الزَّاهِرِيَّةِ عَنْ أَبِى شَجَرَةَ لَمْ يَذْكُرِ ابْنَ عُمَرَ – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ «أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِى إِخْوَانِكُمْ ». لَمْ يَقُلْ عِيسَى « بِأَيْدِى إِخْوَانِكُمْ ». « وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ أَبُو شَجَرَةَ كَثِيرُ بْنُ مُرَّةَ. قَالَ أَبُو دَاوُدَ وَمَعْنَى « وَلِينُوا بِأَيْدِى إِخْوَانِكُمْ ». إِذَا جَاءَ رَجُلٌ إِلَى الصَّفِّ فَذَهَبَ يَدْخُلُ فِيهِ فَيَنْبَغِى أَنْ يُلَيِّنَ لَهُ كُلُّ رَجُلٍ مَنْكِبَيْهِ حَتَّى يَدْخُلَ فِى الصَّفِّ.
Dari Abdullah bin Umar, Rosulullah bersabda: “Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian, tutuplah celah-celah dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya.” (HR: Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim).
Ironisnya, sejumlah dalil tentang merapatkan shaf untuk menutup celah dari syaitan, seolah tak berarti bagi Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj. Lebih dari itu, Said Aqil pun melecehkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas.
Dalam siaran stasiun TV9 yang diunggah di Youtube pada 8 Juni 2015, Said Aqil mengaku senang bila iblis ikut shalat. Ucapan Said Aqil itu disampaikan di hadapan warga Nahdliyin yang menghadiri Harlah NU ke-92 di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Kakinya harus ketemu satu sama lain, ngga boleh ada ruang antar kaki, kenapa? Nanti iblis di situ katanya tempatnya. Kalau saya alhamdulillah, iblis bisa ikut shalat,” kata Said Aqil pada 1:28:19, disambut gelak tawa.
Masih ada lagi perkataan nyeleneh Said Aqil yang mengolok-olok hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam pernyataan lainnya, Said Aqil malah menyatakan malaikat munkar dan nakir sampai sekarang belum bisa menanyai Gus Dur. [AW]