JAKARTA (Panjimas.com) – Ustadz Ali Muchtar, Imam Masjid Baitul Muttaqin, Tolikara, Papua menegaskan, bahwa Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan menolak sejumlah permintaan tokoh Gereja Injili Di Indonesia (GIDI).
Hal itu disampampaikan Ustadz Ali Muchtar sebagai salah satu delegasi dari Tolikara, bersama Bupati Tolikara, Anggota Dewan, aparat TNI/Polri dan tokoh GIDI dalam undangan rapat bersama Menkopolhukam pada Sabtu (5/9/2015). (Baca: Rapat di Kemenkopolhukam, GIDI Ajukan Tiga Syarat Jika Ingin Idul Adha Aman di Tolikara)
“Permintaan itu yang berasal dari tokoh-tokoh gereja termasuk Bupati Tolikara, seperti dua pemuda itu harus dibebaskan, insiden tolikara harus diselesaikan secara adat itu semua tidak dikabulkan,” kata Ustadz Ali Muchtar saat dihubungi Panjimas.com, Ahad (6/9/2015).
Ia juga menegaskan, Menkopolhukam tetap meminta insiden tolikara diselesaikan melalui jalur hukum.
“Penyelesaiannya tetap pakai hukum positif, penahanan tetap ditahan,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait hari raya Idul Adha yang akan dilaksanakan di Tolikara, Menkopolhukam meminta agar shalat Idul Adha tetap dilaksanakan
“Pelaksanaan shalat ‘Ied (Idul Adha, red.) harus tetap jalan,” ucapnya.
Kesimpulan dalam rapat bersama Menkopolhukam, bahwa negara menjamin keamanan pelaksanaan ibadah shalat Idul Adha yang akan digelar tanggal 24 September 2015 mendatang.
Dihadapan tokoh-tokoh GIDI, Menkopolhukam juga meminta agar insiden Tolikara tidak terulang kembali.
“Tadi sudah dikasih tahu, sudah jangan bikin ribut lagi,” tandasnya. [AW]