JAKARTA, (Panjimas.com) – Buku berjudul Program Pelajar Jakarta Berkarakter menuai kontroversi dari masyarakat menyusul adanya tulisan yang menyudutkan agama Islam.
Dalam buku tersebut penulis mengatakan bahwa agama hanya buah pada keputusasaan jiwa yang membawa manusia pada penderitaan hidup yang menjadi penyebab terjadinya peperangan.
Tak sekedar itu penulis juga menyebut bahwa fenomena alam sekedar hasil makanisme natural terlepas dari campur tangan tuhan. Dalam hal ini penulis mengutip pernyataan dari ilmuan barat tentang ketetapan alam.
Dalam sebuah dialog interaktif di salah tv nasional dan juga diunggah di youtube Sabtu (5/9), KH Ali Mustafa Yakub berang dengan diterbitkannya buku tersebut.
“Sekilas saya baca ada yang baik, tetapi melihat yang lain itu sangat buruk karena membawa pada atheisme. Didalam buku itu disebutkan tuhan adalah hasil ilusi manusia akibat ketertekanan jiwa. Ini biasanya disampaikan oleh orang-orang komunis” ujarnya.
Ketika barang itu buruk tidak dikatakan buruk maka seolah akan menjadi baik ini yang menjadi persoalan.
KH Ali Mustafa juga berpesan kepada masyarakat bahwa, “Jangan membaca buku ini sebelum direvisi”
Sementara itu Samsul Maarif selaku pembina Yayasan Al Kahfi terlihat tidak memahami dan terkesan menutupi kekurangannya dengan mengalihkan bahan diskusi.
Ia juga mengatakan buku ini bukan kontroversi karena media hanya mengambil sepotong-potong.
Bahkan Samsul juga tidak mengetahui dihalaman berapa atas argumentasinya malah mengatakan bahwa itu merupakan kasalahan taruh (layout).
Namun Samsul Maarif dalam diskusi tersebut juga menyatakan penyesalan dan mengakui bahwa buku tersebut perlu adanya penyempurnaan.
Buku yang diterbitkan oleh Yayasan Al Kahfi dan Dinas Pendidikan DKI itu sendiri berisi tentang pendidikan karakter dan pendidikan mental yang digunakan oleh trainer (pengajar) kepada siswa pelajar.
Sementara itu Ibnu Hamad selaku pengamat pendidikan yang hadir dalam dialog itu menjelaskan buku ini mengandung beberapa kesalahan diantaranya masalah komunikasi dan subtansinya yang perlu dibenarkan.
“Implikasinya buku ini kalau tidak direvisi kedepan akan menjadi persoalan terus. Harusnya Dinas Pendidikan DKI lebih teliti dalam menerbitkan sebuah buku.”