Jakarta (Panjimas.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp14.112 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.096 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan nilai tukar rupiah kembali mengalami koreksi terhadap dolar AS menyusul proyeksi pasar terhadap cadangan devisa Indonesia akan kembali mengalami penurunan. “Data cadangan devisa akan dirilis akhir pekan ini, diperkirakan kembali turun.
Turunnya cadangan devisa berpotensi meningkatkan kekhawatiran terhadap kemampuan Bank Indonesia mencegah depresiasi rupiah yang terlalu dalam,” katanya. Ia menambahkan bahwa isu mengenai perlambatan global yang semakin kuat menyusul pertumbuhan data ekonomi Tiongkok serta Amerika Serikat yang jauh dari memuaskan, serta lembaga dana moneter internasional (IMF) yang diproyeksikan kembali memangkas pertumbuhan global mengundang kepanikan di pasar keuangan.
Selain itu, lanjut dia, depresiasi nilai tukar rupiah juga terimbas dari harga komoditas yang mengalami penurunan menyusul harga minyak dunia yang kembali terkoreksi. “Volatilitas akan tetap tinggi bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Apalagi pelaku pasar juga sedang menanti hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di pekan ke dua bulan September,” katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa spekulasi kenaikan suku bunga the Fed pada September ini menambah sentimen bagi dolar AS untuk kembali melanjutkan penguatannya terhadap mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah. “Sebagian pelaku pasar masih yakin the Fed akan menaikan suku bunga pada September ini,” katanya.
Sumber : antaranews