SOLO, (Panjimas.com) – Terkait penangkapan 3 orang di Semanggi Pasar Kliwon Solo pada 2 pekan lalu dan pengkapan SF di Sleman Selasa, 25 Agustus 2015 lalu, ISAC menilai adanya kejanggalan dalam kasus terorisme di Solo. Kejanggalan tersebut adalah:
Dalam waktu hampir bersama, ada resuffle kabinet Jokowi yang mengganti beberapa menterinya. Kasus Tolikara sudah menjadi isu internasional karena melibatkan asing khususnya Israel.
ISU anti Komunisme dan Anti Syiah di Solo semakin menguat. Walikota Solo menutup GIDI Joyotakan. Kasus yang melibatkan 4 orang terduga asal Semanggi ini belum terjadi.
Selanjutnya ISAC juga menilai bahwa , Densus melakukan operasi tangkap dulu baru mencari barang bukti. Barang bukti terkesan mengada ada, dengan adanya pemaksaan pengambilan Susu bubuk dan bendera TPA sebagai barsng bukti.
“Dari info fakta fakta diatas, sangat mungkin kasus ini hanya untuk pengalihan kasus yg tdk menguntungkan pemerintah.” Ujar Endro Sudarsono Kamis, (27/8).