SURABAYA, (Panjimas.com) – Keberhasilan Provinsi Jawa Timur dalam memberantas kemaksiatan terutama prostitusi patut diacungi jempol. Namun ternyata dibalik itu semua peran MUI Jawa Timur memiliki andil yang cukup besar.
KH Abdusshomad Buchori Ketua MUI Jawa Timur saat itu berusaha memberikan saran kepada Gubernur Jawa Timur Sukarwo. Provinsi Jawa Timur dari sisi kesejahteraan masih jauh dari batas normal mensikapi persoalan itulah lantas KH Abdusshomad Buchori bersama pengurus MUI lainnya memberikan nasehat agar melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan langkah itu berharap Allah akan memberikan keberkahan di Jawa Timur.
Berawal dari gagasan itulah lantas Gubernur memanggil semua tokoh masyarakat mulai dari Ulama, akademisi, aparat penegak hukum serta para bupati. Hingga terbitlah SE (Surat Edaran) Gubernur yang salah satu isinya untuk memberantas pelacuran.
“Di Jawa Timur sendiri terdapat 47 tempat pelacuran dan yang tujuh berada di Surabaya. Tetapi Alhamdulillah melalui gerakan tersebut semua pelacuran sudah tutup. Tinggal satu yang berada di Mojokerta” ujar KH Abdusshomad Buchori dalam sambutannya di acara Ta’aruf dan Halal Bi Halal Muna IX di Surabaya. Senin malam (23/8).
Satu tempat pelacuran yang belum ditutup adalah di daerah Mojokerta. Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf yang malam itu juga hadir memberikan komentar bahwa di Mojokerto prostitusinya terselubung
“Ada sebuah yayasan sosial yang menanganai anak jalanan namun dalam perjalanannya juga menyediakan jasa pelacuran.” Ujarnya. Terkait hal itu Pemprov Jawa Timur juga akan segera memberi tindakan tegas terhadap yayasan tersebut.
Di Jawa Timur sendiri prostitusi yang paling terkenal se Asia Tenggara bernama Dolly. Ditempat tersebut terdapat 1400 pelacur yang setiap hari menjajakan diri.
Dalam memberantas kemaksiatan Pemprov Jawa Timur dan MUI menjalin kerjasama yang harmonis.
“MUI melakukan dakwah dengan berbagai cara diantaranya dengan membuat buku saku yang bersisi tentang nilai-nilai Islam. Selain itu berbagai macam pelatihan ketrampilan juga diberikan kepada para pelacur” ujar KH Abdusshomad Buchori.
Selain diberi motivasi agama para pelacur juga diberi bantuan sebesar 5 juta sebagai modal awal dalam menciptakan pekerjaan baru. Namun demikian langkah MUI juga menemui berbagai rintangan dalam melalukan amar ma’ruf nahi mungkar diantaranya menerima berbagai ancaman dari para germo dan para preman yang tidak ingin tempat pelacuran tersebut ditutup.
Ketua MUI Jawa Timur juga membantah bahwa memberantas kemaksiatan itu tidak bisa.
“Menurut saya sangat bisa asal para Ulama didaerah mau serius dalam berjuang dan menjalin kekuatan dengan umara”
Meski demikian Pemprov Jawa Timur saat ini masih memiliki tugas beras yaitu permasalahan pelecehan sexual terhadap anak serta pornografi yang saat ini marak.