SURABAYA, (Panjimas.com) – Hal yang mendasar diadakannya Parede Tauhid sebenarnya untuk mengembalikan izzah umat lewat kalimat Lailahaillah Muhammad Rasulullah. Karena kalimat inilah yang bisa merobek “kekuatan langit sihir” di Jakarta.
Ungkapan itulah yang disampaikan oleh Ust Bahtiar Nasir saat dimintai komentarnya terkait acara Parade Tauhid yang dilaksanakan di Jakarta pada hari Sabtu (16/8) yang lalu.
“Kalimat sihir yang saya maksud adalah munculnya ungkapan, tidak apa-apa pemimpin kafir tapi tidak korupsi atau tidak sholat tidak apa-apa asal tidak korupsi . Berdebat tentang masalah ini sangat panjang. Maka biarlah kalimat tauhid menghiasi langit Jakarta.” Ungkap Ust Bahtiar Nasir saat dijumpai di acara Munas IX MUI di Hotel Garden Palace Surabaya. Senin (23/8).
Sejarah Jakarta adalah dari Faletehan dimana Islam saat itu diagungkan maka terjadilah kemenangan dan kekuasaan dengan merebut Jakarta dari penjajah. Ada kedudukan wajar yang diduduki masa itu. Tetapi hal tersebut tidak terjadi dimasa sekarang, saat ini terjadi sebuah kemunduruan.
“Pareade tauhid itu kesana kehadirannya. Berapapun kehadiran peserta itu sebuah permulaan yang bagus.”
Pimpinan AQL (Ar Rahman Quranic Center) tersebut juga berharap Parade Tauhid dapat terus berkembang di daerah.
“Semoga Parade Tauhid berjalan setiap tahun, karena itu sebagai ajang konsolidasi. Di Jawa Timur juga ada permintaan akan membuat Parade Tauhid. Jika setiap provinsi teriakkan tauhid maka akan kita gagas acara skala nasional.” tambahnya.
Munculnya anggapan bahwa aksi Parade Tauhid itu belum mewakili seluruh umat Islam. Sekjen MIUMI tersebut menjelaskan bahwa aksi kemarin baru awal permulaan. Ia berharap ini menjadi ajang silaturahim akbar.