SOLO, (Panjimas.com) – Apapun kebijakan yang dibuat seorang pemimpin yang bukan muslim tentu mempunyai tujuan untuk memperjuangkan keyakinan yang ia miliki. Jika ia kafir tentu idiologi yang dimiliki juga akan disampaikan melalui kekuasaan yang dimiliki. Ujungnya rakyat yang mayoritas muslim menjadi korban dari misi terselubung para pemimpin kafir.
“Untuk itulah di pilkada kedepan saya mengintruksikan agar jangan sampai Solo dipimpin oleh orang kafir. Solo tidak boleh ikut-ikutan seperti Jakarta yang Gubernurnya seorang kafir.” tegas ust Dr Muinudinillah Basri saat menjadi pembicara di Masjid MUI Semanggi Pasar Kliwon Solo bersama dai asal Papua Ust Fadlan Garamatan. Jumat (21/8).
Seperti diketahui memasuki bulan Desember kedepan Kota Solo akan mengadakan pemilihan walikota. Petahana saat ini dipimpin oleh walikota kafir yang bernama FX Hadi Rudyatmo, ia maju lagi mengikuti pilkada. Ironisnya tak ada sebuah gerakan muncul dari kalangan aktivis ataupun tokoh Islam dalam melawan pencalonan walikota kafir tersebut.
Terkait adanya penjagaan gereja yang begitu ketat setiap memasuki bulan Desember Direktur Ponpes Ibnu Abbas tersebut juga menyampaikan kekesalannya.
“Setiap mendekati 25 Desember gereja selalu dijaga ketat. Kita tersinggung seolah-olah masyarakat yang mayoritas Muslim itu seperti teroris.” Ungkapnya.
Terkait banyaknya permasalahan yang terjadi di negeri ini Ust Dr Muin menyampaikan hal itu terjadi karena disebabkan sudah jauhnya aturan negara ini dari syariat Islam. Munculnya PKI yang mulai berani pasang muka begitupula kasus Tolikara Papua yang beberapa waktu yang lalu terjadi.