CIAMIS (Panjimas.com) – Ustadz Fauzan Al-Anshori, aktivis Islam yang selama ini berdakwah dan kerap menjadi pemateri tentang Daulah Islamiyah dalam berbagai kajian, membeberkan kesaksian salah satu santrinya terkait misteri akhwat bercadar.
Hal itu disampaikan Ustadz Fauzan dalam sebuah group forum diskusi WhatsApp. Kesaksian santri putri dari Ponpes Anshorullah itu baru saja dibagikan pada Rabu (19/8/2015) pagi ini. Berikut ini selengkapnya.
Kesaksian ukhti Fathimah, santri Anshorulloh ciamis terhadap ukhti Aisyah alias Annisa alias Ismi alias Rina Marcella. (Baca: Misteri Akhwat Bercadar di Balik Penangkapan Trio Ikhwan Solo (Aktivis Dunia Maya Wajib Baca!!!)
Assalamu’alaykum,
Saya fathimah adalah salah satu santriwati pondok Anshorullah pimpinan Ustadz Fauzan Al-Anshari, memberikan kesaksian perihal ‘Aisyah atau yang dikenal publik sebagai Ismi. Seorang akhwat yang mengaku berasal dari Bandung berusia 14 tahun, berstatus sebgai siswi SMP dan melarikan diri dari rumah karena tidak tahan dengan siksaan keluarganya. Ia mengaku memiliki nama hijrah Aisyah Humairo Syahidah dan ia pun mengaku bernama asli Rina Marcella.
‘Aisyah atau ismi (nama saat di pondok Anshorullaah sebagai ‘aisyah) ketika datang ke pondok Anshorullah diantar 2 ikhwan yang salah satunya diakui ‘Aisyah sebagai calon suaminya.
‘Aisyah berada di pondok hari Ahad 14 Juni s/d Kamis 18 Juni 2015. Selama berada di pondok dia tidak mengikuti program setoran hafalan setiap sore dan juga sholat 5 waktu dengan alasan sedang haid, dan tidak mencuci pakaian.
Dia pun sering berkomunikasi via telpon hingga larut malam. Ketika pulang dari pondok Anshorullah dia banyak membawa baju kotor. Selama keberadaannya di Anshorullah dia banyak mengorek-ngorek tentang hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan pondok. Seperti tanya apa boleh bawa senjata.
Padahal semua santri Anshorullah tahu dan faham bahwa kegiatan di pondok Anshorulloh adalah tahfidz dan tidak ada kaitanya dengan senjata, dan ia pun bertanya tentang penghuni rumah sebelah asrama putri Anshorulloh apa penghuninya Anshor Daulah atau bukan.
Selama keberadaan aisyah di Anshorullah dia banyak bercerita perihal dirinya dengan santriwati Anshorullah. Yang mana ketika santriwati Anshorullah mencocokan cerita Aisyah perihal dirinya kepada mereka, cerita itu simpang siur. Seperti ketika dia mengatakan perihal dirinya yang pernah disiksa dan disilet. Namun, ketika ditanya tentang bekas luka silet seperti yang ia tuturkan, luka itu tidak berbekas sama sekali.
Penuturannya yang tidak sesuai dengan apa yang kami lihat menambah daftar keraguan pada diri kami. Perkataannya yang simpang siur dan pertanyaannya seputar hal-hal yang tidak ada kaitanya dengan kegiatan pondok pesantren Anshorullah yang mengkhususkan pada tahfidz membuat kami ragu bahwa kedatangannya ke Anshorullah tidak benar-benar menjadi santri.
Hari-hari kami lalui dengan normal, sampai suatu pagi jadwal setoran hafalan ke Ustadz Fauzan dan Aisyah pun ikut menghadap. Ustadz menanyakan beberapa hal perihal dirinya dan Aisyah pun menjawabnya. Tidak berselang lama dia pun mengemasi barang-barangnya dan berniat untuk pulang ke rumahnya dengan alasan bahwa keluargnya sudah bisa menerima dirinya. Kami tidak mencegah kepulangannya, bahkan saya mengantar aisyah sampai ke tepi jalan. Tentang kepulangan Aisyah, santriwati Anshorullah mengetahuinya namun dia tidak pamit kepada Ustadz Fauzan. Demikian kesaksian saya.
Wassalam
fathimah
Demikian kesaksian Fatimah, santri putri dari Ponpes Tahfidz (penghafal Al-Qur’an), Anshorullah yang diasuh oleh Ustadz Fauzan Al-Anshari. Sama seperti temuan jurnalis Panjimas.com di lapangan tentangan adanya kejanggalan terhadap akhwat bercadar tersebut.
Untuk itu, Ustadz Fauzan Al-Anshari juga menasihati para aktivis Islam agar berhati-hati dengan operasi intelijen yang bisa saja terjadi.
“Hukum tajassus (alhujurot 12) yakni ngorek-ngorek berita kaum muslimin untuk kepentingan orang-orang kafir maka pelakunya (jasus) berdosa yang mengkafirkan pelakunya alias murtad yang sanksinya dibunuh kecuali taubat sebelum ditangkap,” tutup Ustadz Fauzan Al-Anshari. [AW]