SOLO, (Panjimas.com) – Sehari setelah suaminya ditangkap tak membuat kesedihan Eni Setiyani berhenti. Kesedihan itu terpaksa harus diterima lagi lantaran rumah miliknya harus diobrak-abrik oleh puluhan Densus 88 yang mencari barang bukti. Tak hanya itu dua anak kecilnya pun harus melihat sikap kekerasan yang dilakukan oleh pasukan elit tersebut.
Siang itu Kamis (13/8) Eni Setiyani sedang menyiapkan minuman susu buat anak kecilnya yang kehausan. Namun belum selesai menyajikan ada beberapa petugas Densus 88 yang meminta Eni untuk keluar dari rumah. Dia pun agak kaget mengapa ia harus keluar dari rumah padahal tempat tersebut sah adalah rumah miliknya.
Karena terlihat tidak cepat keluar akhirnya petugas Densus 88 pun dengan bersemangat mendorong Eni keluar dari rumahnya. Dengan spontan dan lantang Eni pun melakukan protes. “He ! haram tangan kamu menyentuh aku…”.
Mungkin tidak memahami adab ataupun aturan Islam si petugaspun tak menggubris sopan santun dalam bertamu. Usai mendorong Eni dan terlihat oleh anak kecilnya beberapa petugas Densus 88 lantas mendobrak pintu dan masuk kebeberapa ruangan rumah. Laksana penguasa, pasukan yang dibanggakan oleh negara tersebut dengan bersemangat sampai mengambil beberapa pakaian wanita (gamis) dan dikibas-kibaskan satu persatu. Entah apa yang mereka cari.
Seoarang istri dengan tiga anak tersebut sebenarnya sudah meminta hak dia yaitu tetang surat penggledahan namun permintaan itu tak digubrisnya. Pasukan burung hatu itu terus saja mengacak-ngacak isi rumah.
Beberapa waktu kemudian rombongan Densus 88 pun meninggalkan rumah dengan tidak meminta maaf apalagi sampai mengembalikan kembali semua isi rumah yang berantakan. Mereka langsung pergi ngeloyor bagai seorang bintang yang turun dari panggung.
Dengan berlinang air mata Eni Setiyani pun harus bersabar menahan kedholiman dan pelanggaran hukum ini. Namun wanita tabah itupun tetap kuat menerima persoalan tersebut. Usai rumahnyna diobrak-abrik iapun kembali kerumahnya untuk melihat apa saja yang sudah dilakukan oleh aparat penegak hukum tersebut meski ia harus menahan sesak dada karena seisi rumahnya berantakan.
Hingga ia kelupaan membuatkan minuman susu untuk anak kecilnya.
Ia pun lantas pergi ke ketempat dia akan membuatkan susu tadi. Betapa kagetnya susu bubuk bayi yang sudah ia siapkan untuk disajikan ke anak bayinya hilang. Ia pun lantas mencoba mencari kemana-mana mungkin susu tersebut ikut berserakan. Namun pencariannya nihil tak medapatkan apa-apa.
Tak hanya susu bayi yang lenyap, madu yang akan digunakan untuk campuran minuman bayi juga raib entah kemana. Begitupun obat herbal habatussauda juga hilang.
Istri dari Sugiyanto yang ditangkap oleh Densus 88 pada hari Rabu (12/8) itupun lantas heran seribu heran. Apa yang salah dari susu bayi miliknya, sehingga dibawa oleh Densus 88 begitupula madu dan habatussauda nya.