SOLO, (Panjimas.com) – Dalam pengembangan kasusnya Densus 88 hari ini melakukan penggledehan disejumlah tempat.Tempat pertama yang didatangi adalah kios servis HP dijalan Untung Surapati Sangkrah Pasar Kliwon. Munurut Ketua RT 5 RW 10 Katono tempat kios tersebut dipakai oleh Syaifudin.
“Sudah setahun dia menempati kios tersebut. Dia orangnya baik kok sering shalat jamaah di Masjid Al Bashir” ujarnya kepada reporter panjimas.com. Kamis (13/8).
Syaifudin sendiri sampai saat ini belum diketahui keberadaanya entah ditangkap atau tidak.
Usai melakukan pencarian barang bukti ditempat tersebut rombongan Korp burung hantu dan dibantu Polresta Surakarta menuju ke rumah Ibadurrahman di daerah Semanggi RT 6 RW 4 Pasar Kliwon.
Berbeda ditempat lain kali ini Densus 88 harus gigit jari karena barang bukti yang dicari tidak ditemukan. Selain itu orang tua Ibadurrahman, Darsono melakukan protes keras dengan cara berteriak meminta surat penggledahan. Pengurus RT dan RW setempat juga tidak mau saat diminta Densus 88 ikut menggledah rumah Ibadurrahman.
Selesai disitu, Densus 88 lantas meluncur ke rumah Sugiyanto di daerah Mojo Semanggi RT 6 RW 5 Pasar Kliwon. Menurut keterangan istri Sugiyanto, Eni Setiyani yang saat itu berada ditempat menjelaskan, Densus 88 mengobrak-abrik baju gamis yang dimilikinya.
Tak cukup di wilayah Solo Detasemen Khusus 88 juga melakukan penggledahan di daerah Karanganyar tepatnya didaerah Gerdu RT 2 RW VI Kelurahan Weru Kecamatan Kebakramat. Menurut keterangan pemilik kost, kamar tersebut dipakai oleh Ibadurrahman baru tiga hari.
“Dia datang tiga hari yang lalu dan cuma meletakan tas saja terus kemudian pergi lagi “ kata Cenggeh Suwarno pemilik kost tersebut.
Dalam setiap penggledahan Densus 88 selalu mengusir sejumlah wartawan dengan radius 100 meter dari tempat penggledahan tanpa alasan yang jelas. Tak hanya itu sejumlah masyarakat sekitarpun juga terkena imbasnya disuruh pergi dengan nada kasar.