GAZA, PALESTINA (Panjimas.com) – Abdillah Onim atas akrab di sapa bang Onim adalah WNI dan aktivis Indonesia untuk Palestina dimana ia memilih menetap di Jalur Gaza Palestina sejak tahun 2009 hingga detik ini.
Onim memilih menghabiskan waktunya dan masa hidup dengan menjadi seorang relawan dimulai dari tahun 2000, dimana ia pernah ikut dalam berbagai misi kemanusiaan bencana alam baik di Aceh, Gempa Djogja Bantul, Gempa Pangandaran, Pangalengan 2009, Ambon dan Maluku Utara serta beberapa wilayah yang dilanda Gempa bumi termasuk Banjir Jakarta.
Pertama mengikuti misi kemanusiaan luar negeri yaitu ke wilayah Jalur Gaza Palestina di tahun 2009 saat agresi Israel ke Gaza pada akhir tahun 2008 selama 1 bulan dimana lebih dari 1600 orang Gaza tewas akibat dibom oleh pesawat tempur Zionis Israel jenis F16.
Pada tahun 2010 juga diberi kesempatan untuk ikut misi kemanusiaan menuju Gaza dengan Jalur laut dengan tujuan utama adalah mengirim bantuan bagi warga Gaza sekaligus mematahkan blokade zionis Israel atas Gaza, akan tetapi kapal yang ditumpanginya itu dibajak oleh Militer Zionis Israel, tidak hanya membajak kapal akan tetapi semua relawan lebih dari 612 orang dari lebih dari 280 negara yang ikut dalam pelajaran itu di jebloskan kedalam penjara Israel, termasuk Onim dan 10 orang lainya Asal Indonesia.
Pembantaian luar biasa diatas kapal yang dilakukan oleh Militer Israel, hingga menewaskan 10 orang Aktivis Asal Turki serta melukai lebih dari 50 orang, 2 diantaranya relawan Asal Indonesia.
Kabar sangat tak sedap sampai ke wilayah Gaza bahwa atlet Asal negara pembantai, pusatnya teroris, pembunuh anak-anak, wanita dan pemerkosa Muslimah Palestina, yaitu Atlet Asal Zionis Israel mendapat visa kunjungan ke Indonesia.
“Alangkah bijak jika pemerintah Republik Indonesia menolak Kehadiran Atlet Zionis Israel, karena secara langsung telah menyakiti hati Umat Islam di Indonesia dan rakyat Indonesia,” kata Onim dalam rilisnya yang diterima redaksi Panjimas.com, Rabu (12/8/2015).
Dari beberapa kali agresi Israel atas Gaza baik di tahun 2008, 2012 dan masih tersimpan di benak kita yaitu agresi diakhir tahun 2014 yang telah menewaskan lebih dari 2200 orang warga sipil dan balita Gaza serta ratusan wanita, Onim menjadi saksi hidup kebrutalan zionis Israel tersebut.
Kediaman Onim di Graha Daqu Gaza dimana berkibar bendera republik Indonesia, juga dihancurkan oleh Militer Zionis Israel.
Kini hampir semua negara didunia menolak kebiadaban zionis Israel, baikot produk Israel pun dikampanyekan. Tapi kabar sangat buruk datang bahwa Atlet Asal bangsa Penjajah Zionis Israel mendapat visa kunjungan ke Indonesia. “Kok bisa terjadi?” tanyanya.
“Bukannya Indonesia punya undang undang dan aturan yang harus dipatuhi? Yahudi garis keras dengan leluasanya menghadiri acara di Tolikara. Apa rakyat Indonesia dan 200 juta muslim di Indonesia rela sistem dan aturan di Israel juga akan berlakukan di NKRI? Perlu saya ingatkan bahwa bangsa Yahudi Israel tidak hanya anti Islam akan tetapi juga antri agama Kristen dan agama-agama lainnya,” ungkapnya.
Onim pun mengingatkan, bahwa Indonesia pernah dipermalukan saat negara Zionis Israel itu menolak mentah-mentah Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa memasuki Kota Ramallah, Palestina, yang dijajah Israel, untuk mengikuti Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok.
“Bapak Marty Natalegawa dan Bapak Makarim Wibisono Ketua Anggota PBB untuk Indonesia pun tidak diijinkan masuk wilayah Zionis Israel, kok masa Atlet Asal bangsa Penjajah zionis Israel mendapat visa kunjungan ke Indonesia?” ujarnya.
Warga Gaza Palestina pun tidak mudah masuk ke Indonesia, tapi atlet negara teroris pembantai bocah Palestina bisa dapat visa kunjungan ke Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Misha Zilberman, atlet penjajah Israel awalnya sempat ditolak dan terlunta-lunta di Singapura, tak bisa masuk ke Indonesia. (Baca: Kelakuan Atlet Israel, Sudah Diberi Visa Masuk tapi Kambinghitamkan Imigrasi Indonesia)
Zilberman akhirnya mendapatkan visa masuk ke Indonesia setelah Federasi Dunia Bulu Tangkis (BWF) ikut campur tangan memasukkan atlet Israel itu. Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund langsung pergi ke Singapura untuk membantu warga negara Yahudi itu masuk ke Indonesia.
Imigrasi Indonesia memberikan ketentuan bahwa orang Israel yang ingin masuk ke Indonesia harus mendapatkan visa khusus di Bangkok atau Singapura setelah yang bersangkutan menerima surat pensponsoran dari pejabat Indonesia. [AW]