BEKASI (Panjimas.com) – Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Majelis Silaturahim Umat Islam Bekasi (MSUIB) mengepung Kantor Walikota Bekasi yang terletak di Jalan Ir H Juanda No 1, Bekasi, Jawa Barat, pada hari Senin (10/8/2015).
Dalam aksi tersebut para tokoh Bekasi Islam juga mendesak agar Walikota Bekasi, Rahmat Efendi mencabut izin pendirian Gereja Santa Clara. (Baca: [Galeri Foto] Tolak Pembangunan Gereja Santa Clara, Ribuan Umat Islam Kepung Kantor Walikota Bekasi)
“Wahai Bapak Rahmat Efendi, kalau bapak berani mencabut maka namanya tetap Rahmat Efendi, Kalau bapak tidak berani mencabut dan menolak, ganti namanya menjadi Laknat Efendi!” ujar salah seorang tokoh Bekasi Utara dalam orasinya.
Ustadz Aang Kunaifi, tokoh Islam Bekasi Utara selaku perwakilan dari pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa yang didirikan oleh Almarhum KH Noer Ali, menjelaskan, bahwa pembangunan Gereja Santa Clara yang berada di tengah perkampungan Muslim dan pondok pesantren sangat meresahkan warga.
“Kalau mereka membangun (gereja, Santa Clara) motivasinya apa? (Gereja Santa Clara) itu terletak di antara pesantren At-Taqwa dan pesantren An-Nur, itu pesantren besar di Bekasi Utara, di tengah-tengah bercokol gereja besar, itu yang membuat masyarakat gerah dan menolak, agar Santa Clara ini tidak dizinkan berdiri,” ujarnya kepada Panjimas.com di sela-sela aksi.
Apalagi, di balik pembangunan Gereja Santa Clara terdapat aksi pemurtadan Kristenisasi berkedok kegiatan sosial.
“Dengan adanya kepedulian sosial tapi ternyata mereka di dalamnya menyanyi lagu-lagu gereja, anak-anak kecilnya, pembagian sembako kepada orang dhuafa, ternyata di dalamnya ada misi. Sama seperti kita membangun masjid, bagaimana orang yang tadinya tidak shalat jadi shalat. Seperti mereka juga membangun gereja, ketika gereja mereka bangun pasti misinya Kristenisasi,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang warga mengungkapkan bahwa pihak Gereja Santa Clara melakukan manipulasi tanda tangan dengan politik uang.
Untuk diketahui, Gereja Santa Clara, dikabarkan akan dibangun sebagai gereja terbesar di Asia yang berdiri di atas lahan 5000 meter persegi dan akan menjadi tempat ibadah bagi sekitar 12 ribu umat Katolik. [AW]