BEKASI (Panjimas.com) – Ustadz Syamsudin Uba, aktivis Islam Bekasi yang ditangkap di tanah kelahirannya di Alor, NTT membantah pemberitaan bahwa dirinya memprovokasi umat Islam untuk mendukung ISIS.
Menurut Ustadz Syamsudin, dakwah yang ia sampaikan hanyalah berisi materi aqidah, seputar ibadah dan mengarahkan agar umat Islam menjalin ukhuwah islamiyah. (Baca: Astaghfirullah, Dakwah Soal Syahadat dan Shalat, Ustadz Syamsudin Uba Ditangkap Aparat)
“Yang pertama saya hanya mengajarkan makna syahadatain, rukun, syaratnya, konsekwensi dan pembatalnya. Lalu yang kedua hukum meninggalkan shalat. Makalah yang ketiga adalah ukhuwah Islamiyah. Makalah yang keempat tentang masjid sebagai jantung umat Islam. Kelima tentang hukum demokrasi,” kata Ustadz Syamsudin Uba saat ditemui usai mengikuti aksi dama Parade Tauhid Bekasi di GOR Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad (9/8/2015).
Aparat juga menuding Ustadz Syamsudin memprovokasi agar masyarakat tidak mengikuti pemilu. Padahal ia hanya menyampaikan kajian ilmiah soal pandangan syariat Islam tentang demokrasi. Di sisi lain, urusan ikut Pemilu atau tidak merupakan hak asasi masing-masing individu.
“Dalam pembahasn hukum demokrasi inilah mereka menuding saya telah memprovokasi umat agar tidak ikut Pemilu. Padahal ini merupakan kajian ilmiah yang saya angkat dari buletin Jum’at dan bisa disampaikan ke masyarakat,” ujarnya.
Ustadz Syamsudin menegaskan bahwa dalam dakwahnya di Alor, NTT, ia tidak pernah mengajak masyarakat mendukung ISIS. (Baca: Alhamdulillah, Tak Terkait Terorisme Ustadz Syamsudin Uba Akhirnya Dibebaskan)
“Tidak ada, saya tidak mengajarkan soal itu dan tidak mengarahkan mereka untuk mendukung ISIS. Saya hanya mengajarkan agar semua masyarakat bertauhid kepada Allah, itu yang saya sampaikan kepada masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, tuduhan bahwa ia mengajak masyarakat mendukung ISIS yang membuatnya ditangkap adalah berita fitnah. Ia menduga ada operasi intelijen yang telah lama mengincar dirinya untuk dijebloskan ke penjara.
“Berita tuduhan soal ini, setahu kami dikirim dari Bekasi, ini data lama yang dikirim oleh Kasat Intel Bekasi,” tandasnya. [AW]