BEKASI (Panjimas.com) – Ustadz Syamsudin Uba prihatin dengan Presiden RI, Joko Widodo, sebagai pemimpin negara Muslim terbesar di dunia.
Pasalnya, Ustadz Syamsudin yang hanya berdakwah tentang aqidah dan ibadah di tanah kelahirannya ditangkap aparat karena dicurigai terlibat kasus terorisme.
Sementara, Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikmbo yang diduga sebagai aktor intelektual kasus pembakaran Rumah Kios (Ruki) dan masjid Baitul Muttaqin di Tolikara justru diundang ke istana negara.
“Ini merupakan ketidakadilan terhadap umat Islam, maka para tokoh harus membuka mata bahwa Islam ini sedang diinjak-injak oleh orang-orang kafir,” kata Ustadz Syamsudin Uba saat ditemui usai mengikuti aksi dama Parade Tauhid Bekasi di GOR Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad (9/8/2015).
“Kami hanya mengajak umat Islam untuk bersatu di bawah naungan tauhid malah ditangkap demi menghentikan dakwah. Tapi orang-orang yang ingin menghancurkan Islam malah diamankan, kompromi, kerjasama sambil tertawa diundang ke istana,” imbuhnya.
Atas realita tersebut, Ustadz Syamsudin menyayangkan sikap Presiden Jokowi, “Sangat disayangkan tindakan Presiden yang tidak berpihak pada umat Islam,” tegasnya.
Menurutnya, tragedi penyerangan jamaah shalat Idul Fitri yang berujung pada pembakaran Ruki dan Masjid Baitul Muttaqin itu sangat menyakitkan umat Islam.
“Tragedi Tolikara merupakan peristiwa yang sangat menyakitkan terhadap umat Islam,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menyerukan kepada para ulama agar bangkit dan bersatu menyikapi fenomena yang terjadi di tengah bangsa ini.
“Jadi ini bukti nyata bahwa umat Islam sedang diinjak-injak dan dihancurkan. Maka kami mengharapkan kepada para ulama agar cepat bangkit, bersatu di bawah naungan tauhid,” tutupnya. [AW]