MALANG (Panjimas.com) – Sekitar lima puluh orang aktivis Islam menggeruduk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Lowokwaru Kota Malang, pada Ahad (09/8/2015) pagi.
Para aktivis Islam tersebut memadati halaman Lapas Kelas I Lowokwaru, Malang untuk menuntut hukuman qishash sebagai balasan setimpal dan pertanggungjawaban oknum sipir yang menzalimi para mujahidin di Lapas tersebut.
“Saat ini kami berkumpul di lapas lowok waru malng demi menuntut qishos bagi sipir kapir yg dzhalimi ikhwah2 di sijn. Dan saat ini kami yg berjumlah tak lebih sktr 50 di kepung thoge n wartawan sekuler yg jmlh jauh lebih banyak,” demikian pesan singkat yang diterima redaksi Panjimas.com, pada Ahad (9/8/2015).
Sementara itu, salah seorang aktivis Islam saat melakukan aksi di depan Lapas Lowokwaru menegaskan bahwa mereka menuntut agar dipertemukan dengan sipir yang telah menzalimi para mujahidin.
“Kami minta dipertemukan dengan sipir atau saya cari sendiri sipir tersebut,” kata salah seorang pengunjuk rasa, Muhammad Romli, seperti dilansir Antara.
Ia mengaku tuntutan itu dikeluarkan dengan harapan agar ke depan tidak terjadi lagi perbuatan yang sama terhadap kaum Muslim. “Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi, tak terkecuali di dalam Lapas,” ujarnya.
Untuk mengakomodasi keinginan para pengunjuk rasa itu, pihak Lapas Lowokwaru minta empat orang perwakilan masuk ke dalam Lapas dengan pengawalan polisi.
Setelah melakukan pertemuan dengan pihak Lapas, para aktivis Islam mengaku tidak puas dengan jawaban dari pihak lapas, sehingga mereka meminta pertemuan ulang dan menuntut akan mengerahkan massa lebih banyak.
“Masih akan ada pertemuan lanjutan, tidak tahu mereka berkelit banyak alasan, sehingga negoisasi kita lama sekali di dalam. Kita tidak akan berhenti untuk memperjuangkan ini, apabila terjadi kezaliman lagi kami akan mengerahkan masa lebih banyak lagi. Jika kami tidak bisa mengerahkan massa kita akan bentuk tim khusus untuk memburu mereka,” ujarnya.
Ketika ditanya soal kezaliman yang menimpa para mujahidin, ia mengatakan jika mereka di dalam Lapas menerima pukulan dan dilempari batu. “Dilempar dan dipukul oleh sipir itu biasa, kalau di Lapas sipir kan seperti super hero dan merasa paling hebat,” ucapnya.
Untuk diketahui, mujahidin asiir (yang dipenjara) di LP Klas I, Lowokwaru, Malang, Jawa Timur.diserang oleh 2000 lebih narapidana kriminal di dalam Lapas. (Baca: Ini Kronologis Penyerangan Napi Kriminal terhadap Mujahidin di Lapas Lowokwaru Malang)
Para mujahidin yang hanya berjumlah tujuh orang terjepit di sebuah kamar menghadapi ribuan napi kriminal dengan dihujani batu.
Diduga para napi kriminal diprovokasi oleh salah seorang sipir Kristen Batak bernama Wilmart di Lapas tersebut, untuk melakukan penyerangan terhadap mujahidin. [AW]