JOMBANG, (Panjimascom) – Video rekaman goyang oplosan banser dan biduanita di panggung expo muktamar NU yang bagroundnya Islam Nusantara mengundang kontroversi di jejaring sosial dan media.
Berikut ini penjelasan dari koordinator Expo Muktamar H. Misbahul Munir. Seperti dilansir nuigarislurus. Selasa (4/8).
“Atas nama ketua NU Expo kami mohon maaf jika dalam pelaksanaan di lapangan telah terjadi menyimpangan” Ujarnya.
Kami sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol semua acara terutama di stadion, acara hiburan baik seni bernuansa etnis maupun dangdut harus mentaati aturan yang sudah di sepakati yaitu, harus sopan, berjilbab dan berpakaian sopan, tidak boleh joget, konten nyanyiannya dipilih yang relatif baik dan bernuansa relegi.
“Kami sangat menyesal jika ternyata pelaksanaannya penyimpang dan melanggar kesepakatan dan kami setuju dihentikan, Karena itu langsung kami ambil keputusan untuk saya hentikan”
Terima kasih kepada bapak -bapak yang berkenan mengkritik dan memberi saran untuk perbaikan.
Just info bahwa apa yang di upload di youtube itu adalah acara harlah PKB yang kebetulan mengsung tema yang sama, jadi bukan acara yang ada di stadion tapi apapun alasannya acara itu sudah menyimpang dari tuntunan aswaja dan sekaligus melukai warga NU, sekali lagi mohon kami mohon maaf, secara organisatoris kami tetap akan mempertanggungjawabkan kejadian tersebut kepada PWNU.
Seperti diketahui saat acara Muktamar berlangsung beredar sebuah video yang berisi nyainyian dangdut goyang opolosan. Video yang dimaksud berjudul Banser & Panitia Muktamar NU Goyang Oplosan di Panggung Seni Islam Nusantara. Dilansir jpnn.
Video ini diunggah di YouTube oleh akun Everything’s Magic pada 31 Juli 2015, alias sebelum pembukaan Muktamar NU.
Hingga kini, tercatat sudah 3.832 viewers. Komentar miring lebih mendominasi adanya aksi di video ini. Dalam rekaman gambar hidup berdurasi 2.50 menit ini, tampak sejumlah pria berseragam, yang disebut pemilik akun dan pelaku dunia maya sebagai Banser NU dan Panitia Muktamar NU 33, asyik bergoyang oplosan di atas panggung seni Islam Nusantara.