GAZA, (Panjimas.com) – Sudah 8 tahun hingga kini wilayah Gaza masih dibawa blokade oleh pihak Israel, krisis kemanusiaan semakin menambah pendeirtaan warga Gaza baik itu krisis Kesehatan beberapa hari lalu relawan dan juga jurnalis asal Indonesia Abdillah Onim diundang oleh pihak Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza City.
Dengan agenda berkoordinasi mengenai kesulitan yang dialami oleh Menkes Gaza Palestina dalam pembahasan tersebut. Mereka menyampaikan bahwa obat-obatan yang sangat diperlukan bagi para pasien mulai langka yaitu 38 persen berkurang, begitu juga alat kesehatan khususnya alat kesehatan sekali pakai (alat disposilbe) 37 persen berkurang, ada beberapa alat kesehatan yang rusak dan karena berkali-kali diperbaiki.
Dalam rapat koordinir tersebut, pihak Menkes Palestina di Gaza menyodorkan nama obat dan nama alat kesehatan yang rusak, mereka berharap agar surat tersebut dapat di sampaikan ke Joko Widodo selaku Presiden RI dan selembar surat untuk Menkes RI Nila Djuwita F.Moeloek.
Selain krisis kesehatan, juga kini warga Gaza mulai mengeluh akan krisis air minum, krisis air minum ini disebabkan oleh krisis listrik yang hingga kini masih menyelimuti warga Gaza, dibenarkan oleh Abdillah Onim WNI perwakilan Rakyat Indonesia di yang hingga kini masih menetap di Gaza City sekaligus PJ Yayasan Daarul Qur’an Nusantara cabang Gaza Palestina. Dalam releasenya. Sabtu (1/8).
Di lain sisi, keluarga fakir dan anak yatim di Gaza tak pernah terselesaikan akan permasalahan yang mereka alami yaitu kesulitan mendapatkan bantuan seperti bahan makanan dan air minum serta penerang alternatif.
Sumber permasalahan dan inti dari krisis yang terjadi di Gaza adalah Blokade Israel dan penutupan pintu perlintasan Rafah (perlintasa Gaza-Mesir).
1,8 juta jiwa warga Gaza menggantungkan harapan hidup mereka untuk mendapatkan bahan pokok dan bahan makanan dan untuk bertahan hidup yaitu hanya dari pintu perilintasan Rafah, karena terowongan sudah dihancurkan oleh militer zionis Israel.