JAKARTA, (Panjimas.com) – Sepuluh hari pasca Tragedi Tolikara yang dilakukan ekstrimis kristen GIDI, PM Inggris David Cameron (Kristen Anglikan) menemui Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (27/7/2015). Atas nama “perang melawan terorisme”, Cameron dan Jokowi menandatangi kesepakatan (MoU) untuk menghabisi apa yang disebut “Islam Ekstrem”.
Perdana Menteri Inggris David Cameron menawarkan dukungan kepada Indonesia dan Malaysia dalam menangani Islam ekstrem.
Kunjungan Cameron berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa cabang berikutnya kelompok yang menamakan diri mereka Negara Islam dapat muncul di wilayah tersebut.
Seperti dilansir kompas. David Cameron mengatakan “teroris brutal” hanya akan dikalahkan jika negara-negara bersatu melawan “musuh bersama” mereka.
Indonesia dan Inggris sepakat meningkatkan kerja sama. Dalam pertemuan bilateral yang diwakili oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Inggris David Cameron ditandatangani empat nota kesepahaman (MoU) antardua negara.
Dilansir dari republika. Presiden menyambut baik ditandatanganinya empat kesepakatan kerja sama. Pertama, di bidang maritim, kedua, di ruang angkasa sipil, ketiga, pemberantasan terorisme dan kejahatan lintas batas. Keempat, kemitraan riset dan inovasi.
Tragedi Tolikara dilakukan oleh massa jemaat Kristen GIDI sekitar 500 massa menyerbu Umat Islam yang sedang Sholat Idul Fitri 1436 H. Korban Umat Islam Tolikara sebuah Masjid, 38 rumah, 63 kios musnah terbakar. 153 jiwa jadi pengungsi.
Ironisnya Presiden Jokowi malah mengundang tokoh-tokoh dan pendeta GIDI ke Istana Negara. Pasca pertemuan Jokowi-GIDI, Kapolres Tolikara yang “menghentikan” kebrutalan massa jemaat GIDI dan “melindungi” Umat Islam dari serbuan, tiba-tiba dicopot dari jabatannya.
Tak hanya itu, pertemuan Presiden Jokowi dengan PM Inggris dengan kesepatan (MoU) memerangi Terorisme. Menjadi pertanyaan besar siapa yang dimaksud teroris?
Padahal dalam kenyataanya jemaat gereja GIDI yang bekerja sama dengan OPM telah tega menyerang umat Islam Tolikara saat melakukan sholat Id. Namun anehnya negara Inggris malah melindungi dan memberikan tempat mukim Benny Wenda, tokoh separatis OPM. Benny Wenda sendiri mempunyai hubungan dengan Pendeta Nayus Wenda dari GIDI.
Jadi, siapapun pelaku Terorisme, siapapun pembakar masjid, tetap Islam yang harus diperangi.