SOLO, (Panjimas.com) -Ribuan umat Islam Solo Raya menadakan Apel Siaga dalam rangka Solidaritas untuk Muslim Tolikara Papua. Jumat (24/07). Masssa yang berjumlah hampir 8000 orang berkumpul di masjid Kota Barat di pimpin langsung oleh Ketua MUI Solo, Prof. Dr. Zaenal Arifin Adnan dan Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta Dr. Muinudinnillah Basri, MA menuju Bundaran Gladag.
Hadir dalam apel siaga ini Ketua MTA Ust. Ahmad Sukina, Sekjen MMI Ust. Shobarin Syakur, Direktur Al Mukmin Ngruki KH. Wahyudin, Tokoh NU Abdul Halim, Tokoh Mega Bintang Moedrik Sangidu, Ketua LUIS Edi Lukito, Amir JAS Jateng Surawijaya, Ketua FKAM Ust. Rohmad
Selain itu hadir beberapa pengurus dari Muhammadiyah Solo, KOKAM Solo, FJI DIY, Brigade Al Ishlah, Aktvis Muslim Papua, HMI, Anggota DPR RI, MPI, KAMMI, FUI Klaten, JAT, FUI Karanganyar, FUI Sragen, Darusy Syahadah Boyolali, Isykarima Karanganyar, FUI Semarang, MUI Sukoharjo, FPI Klaten, Hidayatullah Al Kahfi, dan dari jamaah masjid.
Beberapa tokoh yang hadir diminta untuk memberikan orasinya.
Ketua MUI Kota Surakarta Prof DR Zaenal Arifin Adnan menilai,”Jika Kapolri tidak tegas terhadap pelaku Teror terhadap umat Islam, maka kasihan Presiden jokowi, pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.”
“Yang dilalukan GIDI adalah aksi teroris, kita berharap kepolisian segera menangkap. Jika tidak jangan salahkan jika umat Islam bergerak” ujar Abdul Haris anggota DPR RI.
Densus 88 dimana kalian. Apakah tidak ada kamus teroris kecuali menangkapi umat Islam. Kepada Densu 88 saya berpesan uang yang kalian pakai adalah uang rakyat bersikaplah adil.
Tokoh Islam Solo Moedrik Sangidu juga memberikan orasinya.
“Kita dikejutkan dengan munculnya teroris Kristen. Ini penghinaan kepada umat Islam dunia. Dimana jika muslim mayaritas pasti dianiaya” ujarnya.
Ia menambahkan, kepada aparat pemerintah Indonesia agar membuka hati. Jangan hanya teriak-teriak toleransi. Itu gombal.
“Saya juga protes kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ada kasus perusakan gereja di Purworejo mengapa langsung beraksi. Namun saat umat Islam di Tolikara dianianya mengapa gubernur diam saja” tambahnya.
Sementara itu Ketua DSKS (Dewan Syariah Kota Surakarta) DR Muinudinillah Basri dalam pembacaan pernyataan sikapnya menyatakan meminta kepada Kapolri menangkap pelaku pembakaran masjid Baitul Muttaqin, pembubaran serta pelemparan batu terhadap jamaah Sholat idul Fitri 1436 H. Disamping itu Kapolri harus meminta pertanggungjawaban Gereja injili Di Indonesia GIDI atas pelarangan jilbab dan pelarangan perayaaan Idul Fitri 1436 H