TOLIKARA, (Panjimas.com) – Sebetulnya kehidupan umat beragama di Tolikara sejak dulu itu sangat rukun, tidak ada ekses yang terjadi sebagaimana tragedi pada Jum’at (17/07/2015) pagi.
Demikian dikatakan Pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Wamena, Pdt. Edy Rangek Tasak saat diskusi dengan Tim Pencari Fakta (TPF) Komat Tolikara, di Kantor Bupati Lama Tolikara, Kamis (24/07/2015).
“Saya ini sebagai pendeta juga dan memang dari dulu rumah ibadah yang ada itu gereja GIDI dan Masjid Baitul Muttaqin,” kata Edy yang juga Ketua Tim Pemulihan Pasca Bencana Sosial Pemda Tolikara.
Edy menyampaikan, dirinya sangat tidak mengharapkan tragedi itu terjadi. Namun karena sudah terlanjur terjadi, maka bisa dikatakan itu adalah sebuah musibah.
“Tragedi itu terjadi juga secara spontan saja, sebetulnya kami mau ijin ke Wamena tetapi tiba-tiba terjadi tembakan,” tandas Edy.
Selain itu, Edy juga mengeluhkan meski dirinya seorang pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI), tetapi tidak bisa banyak berbuat dalam menyelesaikan masalah yang menimpa warga Tolikara.
“Saya ini pendeta dari Gereja Bethel Indonesia dan punya gereja di Wamena,” tandas pria asal Toraja ini. [Laporan Achmad Fazeri/JITU]