TOLIKARA (Panjimas.com) – Pembangunan masjid Baitul Muttaqin, di Tolikara masih tak jelas. Pasalnya, pihak pemerinta setempat hingga saat ini, belum bisa menjamin kapan masjid yang ludes terbakar saat hari raya Idul Fitri itu bisa dibangun kembali.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Tolikara, Usman G Wanimbo saat peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah kios (Ruki) di Tolikara.
“Soal itu urusan dengan gereja dengan tanah adat, saya tidak bicara itu, jadi soal komentar itu saya tidak bisa tanggapi karena itu selalu berurusan dengan gereja, GIDI,” kata Usman G Wanimbo kepada wartawan, Kamis (23/7/2015).
Hal ini sangat bertentangan dengan semangat rekonsiliasi yang digaungkan, padahal pada hari Selasa (21/7/2015) lalu, Mendagri, Tjahjo Kumolo sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan kembali rumah ibadah untuk kaum Muslimin di Tolikara.
“Saya memberikan dana sedikit sebagai stimulan pembangunan awal masjid secara gotong royong,” kata Menteri Tjahjo.
Sikap Bupati Papua yang berbeda dengan Mendagri menjadi kebinguan bagi umat Islam tolikara dan juga LSM yang telah menggalang dana pembangunan masjid. Pasalnya umat Islam harus menjalankan kebebasan ibadah sebagaimana dijamin UUD 45. Begitu juga LSM dan lembaga zakat yang akan menyalurkan bantuan untuk pembangunan masjid.
Bagaimana Nasib Peletakan Batu Pertama itu?
Untuk diketahui, seremonial penelatakan batu pertama itu berbeda dengan posisi dimana masjid Baitul Muttaqin yang dibakar. Posisi masjid Baitul Muttaqin berhimpitan dengan Ruki. Sementara, posisi peletakan batu pertama berada di lapangan bola voli areal markas Koramil Tolikara.
Meskipun pihak Pangdam dan Koramil telah menyetujui pembangunan Masjid di lokasi itu, seperti dikutip RMOL.
Bahkan, setelah peletakan batu pertama itu sama sekali belum ada tindak lanjut pembangunan masjid. Hal itu pun disesalkan oleh Ustadz Ali Mukhtar, karena saat peletakan batu pertama, tidak ada pihak petinggi GIDI yang hadir. Dengan demikian, bekas peletakan batu pertama kini hanya jadi seonggok batu. Saat ini pun, umat Islam di Tolikara masih bingung hendak melaksanakan shalat Jum’at dimana. [AW]