JAYAPURA (Panjimas.com) – Tak lama setelah bertemu dengan rombongan TPF Komat Tolikara, wartawan JITU bergabung dengan rombongan yang dikoordinir oleh da’i pedalaman kelahiran Fakfak, Papua itu.
“Alhamdulillah, tadi pesawat kita mendarat pukul 07.00 WIT dengan selamat,” kata Fadhlan kepada wartawan JITU, di bandara Sentani, Jayapura, Rabu (22/07/2015) pagi.
Fadhlan mengajak wartawan JITU untuk bergabung dengan rombongannya. “Silahkan gabung sama teman-teman. Saya mau pesan tiket untuk ke Wamena,” katanya sambil lalu menuju loket tiket.
Sebab, perlu diketahui, dari Bandara Sentani, Jayapura, untuk bisa menuju kabupaten Wamena, hanya ada trasportasi jalur udara (pesawat,red). “Iya, tidak ada transportasi ke Wamena kecuali naek pesawat. Kita tak tahu kapan Pak Jokowi mau membangun jalan buat warga Wamena toh,” kata seorang warga Wamena yang juga tengah menunggu pesawat kepada wartawan JITU, di Bandara Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (22/07/2015).
Akhirnya tiket diperoleh dengan jadwal penerbangan pukul 12.00 WIT. Setelah itu, Fadhlan mengajak rombongan TPF Komat Tolikara untuk sarapan pagi, kemudian singgah di sebuah penginapan yang tak jauh dari bandara Sentani untuk membersihkan badan serta melepas penat sejenak.
Sekitar pukul 10.30 WIT, ketika hendak keluar dari penginapan untuk kembali ke bandara Sentani, di seberang jalan tampak sebuah bangunan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
Tepat di depan GIDI wilayah Sentani tersebut, berdiri tegak sebuah banner besar yang berisi informasi mengenai acara Seminar Injili Internasional Pemuda dan Mahasiswa yang diselenggarakan GIDI selama 5 hari yang dihadiri oleh Peserta 8 Wilayah Seluruh Indonesia serta Delegasi Pemuda Gereja-Gereja Denominasi dari dalam negeri dan luar negeri.
“Iya, itulah salah satu bukti bahwa adanya seminar Internasional yang digelar GIDI itu benar,” kata Fadhlan kepada rombongan dalam satu mobil yang melaju perlahan menuju bandara Sentani. [AW]
Laporan langsung dari wartawan JITU Achmad Fazeri