JAKARTA (Panjimas.com) – Umat Islam tentu masih ingat ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla menyalahkan kaset pengajian yang diputar di masjid-masjid jelang shalat fardhu, sebagai polusi suara.
“Permasalahannya yang ngaji cuma kaset dan memang kalau orang ngaji dapat pahala, tetapi kalau kaset yang diputar, dapat pahala tidak? Ini menjadi polusi suara,” kata JK saat menghadiri pembukaan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia di Pondok Pesantren (Ponpes) At-Tauhidiyah, Tegal, Jawa Tengah (Jateng) pada Senin (8/6/2015).
Tak lama berselang saat ramadhan, Wapres JK kembali menyalahkan orang yang membangunkan sahur lantaran mengganggu.
“Hampir semua orang ada handphone, (jam) beker yang bisa membangunkan orang. Jadi tentu kegiatan generasi muda yang membangunkan orang sahur itu iya mengganggu. Jadi nggak perlu lagi dibangunkan tengah malam hanya untuk masak sahur. Orang sudah lebih berbeda zamannya,” kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, pada Rabu (17/6/2015). (Baca: Buat Kontroversi Lagi, Wapres JK Larang Takmir Masjid Bangunkan Orang Sahur)
Kini, ketika umat Islam tengah merayakan Idul Fitri lantas tempat ibadah mereka dibakar, Jusuf Kalla pun tak membela. Sebaliknya, ia malah menyalahkan pengeras suara (speaker) Mushalla tempat Umat Islam beribadah.
“Ada acara Idul Fitri, ada pertemuan pemuka masyarakat gereja. Memang asal-muasal soal speaker itu,” ujar JK dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, pada Jum’at (17/7/2015).
Ia menuturkan, masyarakat seharusnya dapat mengetahui bahwa ada dua kepentingan yang terjadi bersamaan. “Satu Idul Fitri, satu karena speaker, saling bertabrakan. Mestinya kedua-duanya menahan diri. Masyarakat yang punya acara keagamaan lain harus memahami,” kata JK.
Menurut dia, kedua belah pihak membutuhkan komunikasi yang lebih baik jika mau menggelar acara-acara serupa. Ia pun berharap kepolisian dan kepala daerah setempat bisa menyelesaikan masalah tersebut sesuai jalur hukum.
Sebuah mushalla dibakar dan dilempari warga setempat Tolikara. Peristiwa bermula ketika umat Islam tengah melaksanakan salat Id di halaman Koramil 1702/JWY.
Ketika imam mengucapkan kalimat takbir pertama, jemaah secara tiba-tiba didekati oleh beberapa orang. Teriakan orang-orang tersebut membuat jemaah bubar dan menyelamatkan diri ke markas Koramil.
Selang satu jam kemudian, orang-orang itu melempari Mushalla Baitul Mustaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Para penyerang itu lantas membakar rumah ibadah itu. [AW/cnn, dbs]