JAKARTA (Panjimas.com) – Seorang aktivis Islam menyatakan kegeramannya atas pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyalahkan speaker sebagai penyebab pembakaran Masjid di Tolikara, Papua.
Pernyataan tersebut beredar melalui broadcast baik di BlackBerry Messenger (BBM) maupun WhatsApp, dengan judul “Speaker JK Memperkeruh Kerusuhan di Papua.” Di akhir broadcast tersebut juga disampaikan agar pesan tersebut terus disebarkan agar sampai ke Wapres Jusuf Kalla. (Baca: Muslim Papua Diserang Kristen Saat Idul Fitri, Wapres Jusuf Kalla Salahkan Speaker Mushalla)
Setelah melakukan penelusuran, memang benar. Akun dengan nama @NasutionMukri terlihat pernah bertugas di Papua. Dari seragam yang dikenakan, Mukri berasal dari lembaga kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
Dari kicauan Mukri itulah broadcast tersebut beredar. Berikut ini kutipannya.
“Mohon jgn berkomentar aja pak JK,” ujar @NasutionMukri di laman twitternya (17/7).
Mukri Nasution menambahkan, bahwa selama ini larangan menggunakan speaker sangat dipatuhi umat Islam di Papua. Bahkan, termasuk larangan membuat plang nama masjid atau mushalla pun dipatuhi.
“Klo mslh speaker slm ini ummat Islam mematuhi itu, di Yahukimo jg larangan pake speker dihormati kok.
“Ini bukan mslh speker pak JK, Muslim di Papua cukup tau diri kok klo kami minoritas, larangan speaker, gak bikin plang nama di depan mesjid dipatuhi.”
“Slama ini kami tak brsuara krn kami nyadar kami minoritas, nah ini sudah kterlaluan. Apa harus terus bungkam?” ujar Mukri yang pernah bertugas di Papua.
Selain itu, umat Islam di Papua juga dilarang berjualan di hari Minggu. Larangan itu pun selama ini dipatuhi.
“Larangan berjualan hari minggu, kami hormati itu. Apa lagi yg kalian inginkan?”
“Denda jika ada yang buka toko di hari minggu, ummat islam mana yg gak patuhi, tp ini kalian larang shalat?” imbuhnya.
Untuk diketahui, Umat Islam di Tolikara, Papua diserang dan masjid mereka dibakar saat melaksanakan shalat Idul Fitri. (Baca: Sebelum Masjid Dibakar, Muncul Surat dari Gereja Injili yang Melarang Umat Islam Merayakan Idul Fitri)
Sebelumnya, sempat beredar larangan merayakan shalat Idul Fitri di Tolikara. Larangan tersebut dikeluarkan dalam surat edaran oleh GIDI (Gereja Injil Di Indonesia). Tak hanya larangan merayakan Idul Fitri, mereka juga melarang umat Islam mengenakan jilbab. [AW]