JAKARTA (Panjimas.com) – Ada referensi pelaporan hilal, jika hilal awal Syawwal 1436H teramati di wilayah Indonesia. Ada referensi empirik jika hilal awal Syawwal 1436H teramati di wilayah Indonesia pada Kamis (16/07).
Penegasan ini disampaikan oleh peneliti Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nurwendaya saat memberikan paparan mengenai posisi hilal Awal Syawwal 1436H dalam rangkaian pelaksanaan sidang itsbat (penetapan) awal Syawwal 1436H yang digelar Kementerian Agama di Gedung Kemenag, Jl. MH. Thamrin No. 6, Jakarta, Kamis (16/07).
Hadir dalam kesempatan ini, Menag Lukman Hakim Saifuddin, para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama, perwakilan dari Ormas Islam seluruh Indonesia, serta para perwakilan Duta Besar Negara sahabat.
“Ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Syawwal 1436H pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2015 teramati dari Wilayah Indonesia,” terang Cecep.
Menurutnya, Ijtimak terjadi pada hari Kamis (16/07) sekitar pukul 08.24 WIB, atau 09.24 WITA, atau 10.24 WIT. Posisi bulan jauh di selatan matahari. “Ketinggian hilal hari ini di Jakarta lebih tinggi dari tinggi hilal di Saudi, tapi umur hilal di Saudi lebih tua dari hilal di Indonesia,” terangnya.
Ditambahkan Cecep, di seluruh wilayah Indonesia sudah berlangsung ijtimak pada hari ini. Adapun ketinggian hilal awal Syawal 1436H di wilayah Indonesia berkisar antara 1.5 – hampir 3 derajat. Secara hisab, ketinggian hilal di Pelabuhan Ratu mencapai 3.11 derajat. Umur hilal, 9 jam 26 menit 52 detik, jarak busur 5.72 derajat, dan fraksi iluminasinya 0.32 %. Sementara kriteria visibilitas hilal (imkanurrukyat) MABIMS, tinggi hilal 2 derajat, elongasi Bulan – Matahari 3 derajat atau umur hilal minimum 8 jam. “Semua data hisab dari 23 metode juga menunjukan bahwa ijtimak terjadi pada hari ini, pada pukul 18.24 atau 08.25 wib dengan ketinggian signifikan karena di atas 2 derajat,” jelasnya.
“Jadi ada referensi jika hilal awal Syawwal 1436 H hari Kamis tanggal 16 Juli 2015 teramati dari wilayah Indonesia,” terang Cecep.
Lantas bagaimana referensi pelaporan hilalnya? Cecep Nurwendaya menjelaskan bahwa hilal awal Syawwal 1404H dengan ketinggian 2 derajat dan ijtimak terjadi jam 10:18WIB pada tanggal 29 Juni 1984 dapat dilihat oleh 6 perukyat: Muhamamd Arief (Panitera Pengadilan Agama Pare-Pare), Muhadir (Bendahara Pengadilan Pare-Pare), Abdul Hamid (Guru Agama Jakarta), Ma’mur (Guru Agama Sukabumi), dan Endang Efendi (Hakim Agama Sukabumi)
“Jadi ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal, jika hilal awal Syawwal 1436H teramati di wilayah Indonesia,” ulangnya. [AW/Kemenag]