JAKARTA (Panjimas.com) – Sejumlah bandara ditutup karena abu vulkanik akibat letusan Gunung Raung, Jawa Timur yang mengganggu penerbangan. Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di bandara, khususnya Bandara Ngurah Rai-Denpasar, Bali.
Kemenhub belum dapat memastikan sampai kapan penutupan aktivitas penerbangan berlangsung akibat letusan Gunung Raung ini. Sehingga pihak maskapai diimbau untuk melakukan reschedule atau refund.
“Kami minta kepada airline harus segera memberikan alternatif, karena (penutupan bandara Ngurah Rai) Denpasar bisa samapi malam. Boleh rescheduling atau refund,” ujar Direktur Navigasi Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto Raharjo dalam konferensi pers di Kemenhub, Jl Medan Merdeka Barat, Jakpus, Jumat (10/7/2015).
Selain Bandara Ngurah Rai, 2 bandara lain yang masih ditutup adalah Bandara Blimbingsari, Banyuwangi dan Bandara Notohadinegoro, Jember. Sementara 2 bandara lain yaitu Bandara International Lombok dan Bandara Sepinggan Lombok sudah dapat beroperasi normal kembali.
Kedua bandara ini kini tidak lagi tertutup abu vulkanik. Sehingga jalur penerbangan bersih dan dapat dilalui pesawat.
Selain itu, demi keselamatan penumpang, penutupan Bandara Juanda dan Bandara Malang diperpanjang hingga Jumat 17 Juli pukul 06.00 WIB.
“Ini prediksi terakhir dari sebaran abu vulkanik Gunung Raung. Waktu yang tercantum adalah waktu UTC yang artinya +7 jam bila dikonversi ke WIB sehingga perkiraan Bandara Juanda dan Malang dapat ditutup sampai pukul 06.00 WIB tanggal 17 Juli 2015,” kata Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan saat dikonfirmasi, Kamis (16/7/2015).
Bandara Juanda sebelumnya akan ditutup hingga pukul 20.30 WIB. Sedangkan Bandara Malang akan ditutup sampai dengan pukul 19.20 WIB.
Penutupan bandara mengakibatkan maskapai Garuda Indonesia membatalkan 11 penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur akibat erupsi Gunung Raung. Selain itu, ada 91 penerbangan maskapai Lion Group yang ditunda keberangkatannya. [AW/detik]