Eropa (Panjimas.com) – Sebuah tim dibentuk oleh kepolisian negara-negara Eropa untuk melacak dan memblokir akun media sosial pendukung Islamic State (IS).
Berdasarkan penelitian terbaru, diketahui bahwa terdapat setidaknya 46.000 akun di Twitter terkait dengan kelompok bersenjata IS tersebut, banyak dari akun propaganda digunakan untuk merekrut anggota baru Daulah Islamiyah/Islamic State (IS).
Badan Kepolisian Eropa, Europol akan bekerja sama dengan perusahaan media sosial yang tidak disebutkan namanya untuk melacak akun-akun tersebut.
Seperti dikutip dari BBC, Senin (22/6/2015), tujuan dibentuknya sebuah tim khusus adalah untuk menutup akun baru yang baru dibuat oleh terduga simpatisan ataupun anggota Islamic State (IS) dalam kurun waktu dua jam.
Europol meyakini sekitar 5.000 warga Uni Eropa termasuk warga Inggris, Perancis, Belgia dan Belanda, telah menempuh perjalanan ke wilayah yang dikendalikan oleh IS.
Rob Wainwright, Direktur Europol mengatakan bahwa tim tersebut mulai bertugas pada 1 Juli 2015 mendatang dimana merupakan sebuah langkah efektif untuk memerangi propaganda IS.
“Kami harus menggabungkan apa yang kita lihat secara online dengan data intelijen yang kami dapatkan dari layanan polisi Eropa, jadi kami bisa sedikit mengetahui target kami dan mengidentifikasi siapa pemegang kunci akun dan berkonsentrasi untuk menutupnya”. [Nz/Trbn]