JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) pada Rabu (17/6/2015) kemarin mempersoalkan takmir masjid yang membangunkan orang untuk sahur di bulan Ramadhan melalui pengeras masjid, atau sekelompok orang yang berkeliling kampung dengan membunyikan aneka tabuhan.
Wapres JK beralasan, saat ini sudah ada jam beker atau alarm HP sehingga tidak perlu membangunkan dengan cara yang ‘ramai’. Selain itu saat ini juga tidak butuh waktu lama untuk memasak. (Baca: Buat Kontroversi Lagi, Wapres JK Larang Takmir Masjid Bangunkan Orang Sahur)
Ocehan Wapres JK inipun mendapatkan kritik dan sindiran dari para netizen (pengguna sosial media seperti Facebook dan Twitter). Menanggapi pernyataan Wapres JK ini, banyak netizen yang tidak sependapat. (Baca: Netizen Kritik Wapres JK Soal Larangan Takmir Masjid Bangunkan Orang Sahur)
Sejumlah netizen bahkan meminta agar pemerintah lebih banyak mengurusi perekonomian dan pembangunan dari pada hal-hal ‘kecil’ yang merupakan tradisi masyarakat. Netizen yang lain menuliskan bahwa membangunkan sahur adalah hal yang sangat bermanfaat di daerahnya.
“Ohh ternyata banyak yang keganggu?? maaf kalo begitu, karena suara membangunkan sahur ini sangat bermanfaat sekali di daerah kami.. bahkan mungkin menjadi bagian dari budaya daerah kami, Alhamdulillah di lingkungan kami baik muslim ataupun yg non muslim tidak pernah ada komplain mengenai masalah tersebut.. tapi jika di lingkungan lain memang bermasalah seperti Pak JK yang merasa terganggun, ada baiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan masing2..,” tulis Lukman Sumadipraja.
Seorang netizen lainnya juga menyindir, jika Wapres JK menganjurkan orang sahur agar bangun dengan jam beker, maka nanti yang dapat pahala adalah orang China. “Ntar yang dapet pahala orang cina dong pak. Kan jamnya buatan cina,” kata Slamet Setiawan melalui akun Facebooknya. [GA/bsd]