JAKARTA (Panjimas.com) – Kementerian Agama menggelar sidang isbat sekitar pukul 18.20 WIB pada Selasa (16/5/2015) sore hari.
Sidang isbat diawali dengan paparan yang disampaikan oleh Pakar astronomi dari Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nurwendaya. Ia yang menjelaskan dalam paparannya posisi hilal pada saat ini tidak hanya dilihat dari wilayah tanah air di nusantara ini, tetapi juga dari penjuru dunia.
“Dari paparannya, pada sore hari tadi menjelang shalat maghrib, bahwa posisi hilal itu berada di bawah ufuk dan juga hilal terbenam lebih dahulu dibanding matahari,” kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta pada Selasa sore tadi.
Selain itu, seluruh petugas rukyatul hilal dari kementerian agama di seluruh propinsi di Indonesia menyatakan tidak melihat hilal.
“Kita mendengar laporan dari sejumlah pelaku rukyat yang ditugasi oleh Kementerian Agama, tidak kurang dari 36 orang yang tersebar dari wilayah barat sampai timur kita, semua propinsi terwakili dan tidak ada satu pun pelaku rukyatul hilal yang jumlahnya ada 36 itu yang melihat hilal,” jelasnya.
Berdasarakna hal tersebut, para peserta sidang isbat dan pemerintah diwakili Kementerian Agama memutuskan bahwa 1 Ramdhan 1436 H jatuh pada hari Kamis (18/6/2015).
“Atas dasar itulah maka seluruh peserta sidah isbat bisa menyepakati, bahwa karena saat ini hilal tidak bisa terlihat, hilal tidak tampak maka kemudian bulan Sya’ban saat ini diistikmalkan disempurkan menjadi 30 hari dan dengan demikian maka 1 Ramadhan itu baru akan jatuh pada esok lusa tepatnya hari Kamis tanggal 18 Juni 2015,” ujarnya.
Dengan demikian, seluruh Ormas Islam yang hadir dalam sidang isbat sepakat menetapkan 1 Ramadhan 1436 H secara serempak. [AW]