SUKOHARJO (Panjimas.com) – Warga masyarakat dan sejumlah aktivis masjid di Desa Joho Kidul, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Ahad (14/6/2015) pagi melakukan kegiatan menebang pohon Asem yang dianggap keramat dan biasa digunakan untuk praktek kesyirikan.
Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan 1436 H. Untuk memurnikan tauhid dari perbuatan syirik yang selama ini mengakar kuat ditengah masyarakat, warga Joho Kidul Kecamatan Mojolaban pun akhirnya menebang pohon Asem yang berusia lebih dari 100 tahun tersebut.
Selain itu, alasan penebangan pohon Asem yang oleh sebagian warga dianggap bisa mendatangkan keberkahan ini lantaran adanya sebagian warga dari luar desa Joko Kidul yang datang ketempat tersebut untuk memberi sesajen dan praktek klenik lainnya. (Baca: Sambut Ramadhan, Warga Mojolaban Sukoharjo Tebang Pohon Kesyirikan)
“Penebangan pohon dilatarbelakangi keprihatinan ustadz dan aktivis masjid setempat terhadap kebiasaan sebagian warga yang masih melakukan kesyirikan ke pohon Asem dalam bentuk pemberian sesajen,” ungkap sala satu warga dan aktivis masjid setempat kepada Panjimas.com disela-sela penebangan pohon.
…Penebangan pohon dilatarbelakangi keprihatinan ustadz dan aktivis masjid setempat terhadap kebiasaan sebagian warga yang masih melakukan kesyirikan ke pohon Asem dalam bentuk pemberian sesajen…
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, untuk memurnikan tauhid dari sejumlah faham syirik dan perbuatan syirik yang selama ini mengakar kuat ditengah-tengah masyarakat, warga Desa Joho Kidul Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo pada Ahad (14/6/2015) pagi melakukan kegiatan menebang pohon Asem yang dianggap keramat dan biasa digunakan untuk praktek kesyirikan.
Menurut kontributor Panjimas.com di TKP, pohon Asem yang sudah berusia lebih dari 100 tahun itu sampai saat ini masih di pakai sebagai tempat sesaji atau pepunden. Sebelum penebangan dilakukan, warga dan aktivis masjid melakukan sholat sunnah 2 raka’at untuk memohon kepada Allah, di salah satu rumah warga yang tak jauh dari lokasi pohon Asem.
Sejumlah warga sekitar yang sudah mengaji dan mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah juga datang untuk menyaksikan penebangan pohon yang selama ini dianggap sebagian orang bisa memberikan keberkahan dan ada penunggunya (jin).
Penebangan dilakukan oleh tukang tebang bayaran dan juga oleh sejumlah aktivis masjid dengan 2 gergaji mesin dan 1 alat potong kayu. Selain itu, sejumlah aktivis Islam dari berbagai daerah seperti Karanganyar, Semanggi, Solo, Polokarto dan Jaten yang berjumlah sekitar 50 orang juga turut membantu kegiatan tersebut. [GA/Ardian]