JAKARTA (Panjimas.com) – Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nasir menyampaikan tanggapan atas kicauan Menteri Agama, Lukman Hakim yang kontroversial.
Menag mengatakan warung-warung tak perlu tutup di bulan Ramadhan, bahkan harus menghormati orang yang tak berpuasa. (Baca: Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Dinilai Meresahkan Umat Islam)
“Warung2 tak perlu dipaksa tutup. Kita hrs hormati juga hak mrk yg tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa,” tulis Lukman di laman Twitter pribadinya, @lukmansaifuddin, pada Jumat (5/6/2015) lalu. (Baca: Saat Ramadhan Menag Minta Warung Jangan Dipaksa Tutup dan Hormati yang tak Puasa)
Saat ditanya wartawan terkait hal tersebut, Ustadz Bachtiar Nasir mengungkapkan bawah pernyataan Menag itu jungkir balik.
“Ini ada yang jungkir balik, kali ini terbulak, orang yang berpuasa menghormati orang yang tidak puasa,” kata Ustadz Bactiar Nasir di AQL Islamic Center, Jl. Tebet Utara 1 no. 40, Jakarta Selatan pada Jum’at (12/6/2015).
Ini ada yang jungkir balik, kali ini terbulak, orang yang berpuasa menghormati orang yang tidak puasa
Ustadz Bactiar Nasir menjelaskan, sikap jungkir balik seperti itu sama persis dengan yang Allah gambarkan dalam Al-Qur’an.
“Ketika Allah sedang balik hati seseorang, maka yang keluar juga biasanya terbalik, memang kelihatannya benar, tapi ini seperti apa yang digambarkan dalam Al-Qur’an,
أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (QS. Al-Mulk: 22).
Menurut Ustadz Bachtiar, seharusnya orang yang tidak berpuasa itulah yang menghormati orang yang berpuasa. (Baca: Beda Sikap dengan Menag, Ketum MUI Sarankan Warung Makanan Ditutup Saat Ramadhan)
“Kok jadi orang yang berpuasa menghormati orang yang tidak puasa? Ini kayaknya kebalik deh,” tandasnya. [AW]