TEHERAN (Panjimas.com) – Untuk meningkatkan kerjasama antar kedua negara, negara Atheis Rusia akan mulai mengimpor minyak dari Negara Syi’ah Iran di bawah perjanjian barter. Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh memperkirakan akan mengekspor hingga 500 ribu barel per hari minyak mentah ke Rusia.
“Rusia akan mulai impor minyak dari Iran pekan ini. Kami sepakat dengan (Menteri Energi Rusia) Alexander Novak di Wina bahwa Rusia akan membali kurang lebih 500 ribu barel per hari dari Iran dengan imbalan uang tunai,” kata Zanganeh pada Sabtu (6/6/2015) malam, saat kembali ke Teheran dari pertemuan OPEC di Wina seperti diberitakan kantor berita resmi Iran, FARS.
Zanganeh menambahkan, Iran akan menggunakan uang bayaran dari Rusia itu akan digunakan untuk meningkatkan produksi senjata guna mendukung negara-negara sekutu Iran, seperti Bashar Assad di Suriah, Syi’ah Shofawi di Iraq dan Syi’ah Hizbullah Lebanon dalam perang menghadapi “teroris” di Timur Tengah.
Selain itu, hasil dari penjualan minyak tersebut juga akan digunakan Iran untuk membeli barang-barang lain produksi Rusia seperti baja, gandum dan produk minyak dari Rusia. Rusia juga dapat bekerja sama dengan Iran dalam beberapa proyek pertukaran untuk minyak.
“Kazakhstan dan Belarus juga akan membeli minyak mentah Iran dari Rusia dalam perjanjian, karena mereka merupakan Uni Bea Cukai Eurasia,” kata Zanganeh seperti dikutip Bloomberg.
Pasca sanksi yang diterapkan dunia Barat pada Iran, ekspor minyak negara tersebut jatuh hingga 50 persen, menjadi sekitar 1,1 juta barel perhari. Sejak sanksi berlaku, perusahaan yang berdagang dengan Iran juga dilarang melakukan bisnis dengan operator Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Namun Iran dan enam negara termasuk Rusia telah mencapai kesepakatan sementara pada awal April 2015 untuk menuju kesepakatan pada akhir 30 Juni 2015 ini.
Sumber mengatakan, lebih dari satu tahun Iran dan Rusia telah merancang kesepakatan barter ini. Barter bernilai kurang lebih hingga 20 miliar dolar. Rusia juga mencabut larangan penjualan sistem rudal canggih S-300 pada Iran. Pencabutan dilakukan tak lama setelah perjanjian nuklir sementara dicapai. [Muhajir/ROL/ajtc]