JAKARTA (Panjimas.com) – Jika mayoritas tokoh Islam dan para pimpinan Ormas Islam di Jakarta menyatakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak pantas menjadi pemimpin di Jakarta karena tidak peka dengan keluhan masyarakat dan sering membuat kebijakan yang tidak pro rakyat ternyata benar adanya.
Setelah penggusuran warga dibantaran Kali Ciliwung yang dilakukan dengan arogan dan ekonomi warga Jakarta makin tercekik setelah Presiden Jokowi menaikkan harga BBM, Ahok justru akan menghabiskan dana sebesar Rp 8 Miliar dalam penyelenggaraan karnaval yang diberi nama Jakarnaval 2015. Ahok beralasan, dana tersebut masih tak sebanding dengan penyelenggaraan yang dilakukan swasta.
“Kita bandingkan dengan swasta membuat fashion and food festival, itu bikin parade-parade habis Rp 10 miliar lebih. Makanya kita tinggal bandingkan saja. Jadi patokan kita selalu swasta,” kata Ahok di Monas, pada Ahad (7/6/2015).
Apabila dana tersebut digunakan untuk kegiatan yang menyimpang, Ahok mengatakan akan segera memeriksanya. “Saya sudah tanya, Rp 8 miliar, makanya tinggal kita audit saja, pemakaiannya kemana saja. Dulu kita buat festival budaya juga sampai 20 miliar,” ujar mantan Bupati Belitung Timur yang beragama Kristen itu.
Tepat diulang tahun Jakarta yang ke-488, maka sebanyak itu pula terdapat seni jalanan ditampilkan dengan tema Jakarta dan kekinian. Jakarnaval 2015 diisi 35 komunitas seni budaya, 22 mobil hias dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD), BUMD, BUMN dan lainnya.
Sebelumnya, peserta pawai melewati beberapa jalan utamadi ibu kota Jakarta. Diantaranya dari Plaza Timur Monas, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Barat.
Sementara untuk kelompok pawai mobil hias, lanjut dari Jalan Medan Merdeka Barat menuju Jalan Thamrin dan berakhir di Bundaran HI. Sedangkan untuk kelompok komunitas hobi dan seni budaya, dari Jalan Medan Merdeka Barat lanjut ke Jalan Medan Merdeka Selatan dan berakhir di Silang Barat Daya Monas. [GA/ROL]