JAKARTA (Panjimas.com) – Nilai tukar rupiah sudah jatuh 5,9% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun 2015. Pelemahan mata uang rupiah disaat Indonesia dipimpin oleh Joko Widodo (Jokowi) ini merupakan yang terparah di antara mata uang negara Asia.
Menurut Analis dari Daewoo Securities, Taye Shim, ada beberapa faktor yang membuat rupiah melemah. Pertama, lemahnya pertumbuhan ekonomi pemerintahan Jokowi-JK dan prediksinya ke depan. Sementara yang kedua adalah dana asing yang terus mengalir ke luar.
“Akibatnya rupiah jatuh 5,9% secara year to date (YTD), yang terburuk di Asia,” kata Shim dalam risetnya, pada Kamis (4/6/2015). (Baca: Setara dengan Krismon Tahun 1998, Dolar AS Saat Rezim Jokowi Nyaris Rp 13.300)
Ia mengatakan, lambatnya perekonomian Indonesia di kuartal I-2015 yang hanya tumbuh 4,7% akan membuat target pertumbuhan ekonomi tahun ini sulit tercapai. Hal ini juga akan membuat mata uang rupiah semakin terpuruk.
Shim memprediksi, posisi dolar AS hingga akhir tahun ini akan berada di kisaran rata-rata Rp 13.200. Artinya, rupiah akan masih terus melemah. Berikut ini kinerja mata uang negara-negara Asia sampai perdagangan kemarin:
- Dolar Taiwan 2,1%
- Yuan China 0,1%
- Dolar Hong Kong 0,0%
- Rupee India -1,1%
- Dolar Singapura -1,6%
- Won Korea Selatan -1,8%
- Dong Vietnam -2%
- Baht Thailand -2,4%
- Yen Jepang -3,6%
- Ringgit Malaysia -5,8%
- Rupiah -5,9%
[GA/dtk]