KLATEN (Panjimas.com) – Pengamat Komunisme Global, ustadz Andri Kurniawan M.Ag mengatakan bahwa berita soal ISIS atau Daulah Islam (IS) akhir-akhir ini yang ditayangkan oleh sejumlah media cetak maupun elektronik sejatinya merupakan sebuah pengalihan isu yang dimainkan oleh rezim Joko Widodo (Jokowi).
Rezim Jokowi dan koleganya, yakni James T Riady berusaha menutupi kebangkitan Komunis Gaya Baru (KGB) baik dalam level lokal maupun internasional. Dan isu paling efektif untuk mengaburkan fokus umat dan masyarakat akan kebangkitan PKI itu adalah dengan mengangkat isu ISIS/IS.
Hal ini diungkapkan ustadz Andri saat menjadi pemateri dalam tabligh akbar “Mencerdaskan Umat dari Bahaya Komunis” di Masjid Jami’ Wedi Klaten pada Ahad (31/5/2015) malam. (Baca: Disertai Hujan Deras, Tabligh Akbar di Klaten Soal Bahaya Gerakan Komunis Berjalan Lancar)
“Kata mantan Panglima TNI Jenderal Joko Santoso beberapa waktu lalu, bahwa isu ISIS ini adalah pengalihan isu kedatangan sejumlah kolega Jokowi dari luar negeri dalam menghadapi Pilpres 2014 lalu,” tegas ustadz Andri. (Baca: Pemerhati Komunisme: PKI itu Aktor Pembantaian Ulama & Tentara, Bukan Korban Pembantaian)
Pimpinan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) Malang Jawa Timur (Jatim) ini menambahkan, isu ISIS/IS sengaja dimunculkan agar orang-orang PKI di Indonesia bsia leluasa bergerak untuk memuluskan rencananya menguasai Indonesia.
“Jadi ini yang ngomong bukan saya, tapi Tomy Soeharto, anak presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Dia menyatakan bahwa ISIS itu masih jauh disana. Tapi isu ISIS ini sengaja dimunculkan untuk mengaburkan keterlibatan PKI dalam mengatur negara ini,” tandasnya.
Ustadz Andri juga mencontohkan keterlibatan PKI dalam campur tangan dan kontrol PKI dalam pemerintahan Jokowi adalah, ada orang yang hanya mengenakan kaos bertuliskan kalimat tauhid dan syahadat saja ditangkap aparat kepolisian.
“Namun, gerakan dari simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang jelas-jelas dilarang di negera ini, seakan dibiarkan. Banyak orang Indonesia belakangan ini yang terang-terangan menggunakan atribut PKI di ruang publik, termasuk mengunggah foto-fotonya di media sosial internet, seperti yang dilakukan Puteri Indonesia Anindya Kusuma Putri, dibiarkan tanpa adanya tindakan apapun dari aparat,” jelasnya.
“Alih-alih mengatakan PKI itu sesat, pemerintah malah seolah tutup mata dari hal itu semua,” ujarnya. [GA]