KLATEN (Panjimas.com) – Pemerhati Komunisme, KH Muh Jazir mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini para anggota, eks anak para tokoh PKI dan antek-antek PKI sedang berusaha memutarbalikkan fakta sejarah tentang sepak terjang PKI.
Pelaku sejarah dalam peristiwa G30S PKI ini menjelaskan, salah satu bentuk pemutarbalikkan fakta tersebut adalah, orang-orang PKI yang kini mendapat angin segar sejak Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden RI membuat opini bahwa seolah-olah PKI adalah korban pembantaian dari tentara Indonesia.
Hal ini disampaikan KH Jazir saat menjadi pemateri dalam tabligh akbar “Mencerdaskan Umat dari Bahaya Komunis” di Masjid Jami’ Wedi Klaten pada Ahad (31/5/2015) malam. (Baca: Disertai Hujan Deras, Tabligh Akbar di Klaten Soal Bahaya Gerakan Komunis Berjalan Lancar)
…PKI itu adalah aktor dan dalang pembantaian para ulama dan tentara Indonesia, bukan korban pembantaian…
“Jadi, PKI itu adalah aktor dan dalang pembantaian para ulama dan tentara Indonesia yang berjuang memerdekakan Indonesia. Jadi PKI itu bukan korban pembantaian. Ini sejarah yang hendak mereka (PKI –red) rubah,” tegas aktivis senior di Kota Yogyakarta (Jogja) ini.
KH Jazir pun mengingatkan masyarakat dan khususnya para tentara (TNI), jika ada pihak-pihak baik dari sebuah lembaga, anggota legislatif atau eksekutif dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang coba-coba membuat opini tersebut, maka sudah bisa dipastikan bahwa dia adalah anggota PKI atau antek-antek PKI.
“Jadi siapapun yang hendak merubah fakta sejarah tersebut, seolah-olah PKI adalah korban pembantaian, maka sudah bisa dipastikan kalau dia adalah orang PKI, atau agen PKI,” tandas KH Jazir.
Untuk menghadang opini sesat dan palsu tersebut, lanjut KH Jazir, pihak PBNU pun sebagai wadah para ulama sudah menerbitkan sebuah buku berjudul “NU dan PKI” sebagai upaya untuk melawan propaganda sesat media pro Komunis, atau media yang dibeli oleh Komunis dan PKI. [GA]