KLATEN (Panjimas.com) – Laskar Islam Klaten (LAKIK) bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Klaten dan takmir Masjid Jami’ Wedi Klaten Jawa Tengah (Jateng) kembali mengadakan tabligh akbar tentang bahaya pergerakan Komunis pada Ahad (31/5/2015) malam.
Tabligh akbar yang diselenggarakan di Masjid Jami’ Wedi Klaten kali ini mengangkat tema “Mencerdaskan Umat dari Bahaya Komunis”. Agar benar-benar bisa menjadi pengetahuan yang utuh, panitia menghadirkan dua narasumber yang fokus dalam meneliti dan memperhatikan gerakan Komunis di Indonesia dan luar negeri.
Mereka adalah ustadz Andri Kurniawan M.Ag (Pengamat Komunisme dan Pimpinan DDII Malang Jatim) dan KH Muh Jazir (Pemerhati Komunisme, pelaku sejarah dalam peristiwa G30S PKI dan aktivis senior di Kota Yogyakarta/Jogja).
Acara yang rencananya dimulai pada pukul 20.00 WIB terpaksa diundur pada pukul 20.30 WIB karena hujan deras yang mengguyur Kota Klaten, termasuk wilayah tempat tabligh akbar yang berada disebelah selatan pasar Wedi dan kecamatan Wedi.
Sebelum acara inti, tabligh akbar kali ini dimulai dengan sambutan dari takmir Masjid Jami’ Wedi Klaten. Lalu sambutan kedua disampaikan oleh Ketua MUI Klaten, KH Hartoyo dan dilanjutkan dengan sambutan ketiga dari Kapolres Klaten, AKBP Langgeng Purnomo. Acara ini juga dihadiri oleh Camat Wedi.
Sebagai pemateri pertama, ustadz Andri Kurniawan memaparkan data dan fakta sejarah terkait pergerakan dan pemberontakan Komunis dan PKI sejak Indonesia sebelum merdeka, setelah merdeka dan hingga sekarang ini disaat Indonesia dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pimpinan Markaz Da’wah Kota Malang ini juga menyampaikan sejumlah cara untuk menghalau atau mengaborsi pergerakan Komunis di Indonesia yang saat ini dikomando oleh Pemerintah Komunis China melalui pemerintah Indonesia yang saat ini indikasi kuatnya berkiblat kepada Komunis.
Menurut pimpinan Ma’had Firqotun Najiyah Malang ini, rencana Komunis untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis tinggal selangkah lagi. Dan pembantaiaan Komunis terhadap TNI dan umat Islam akan lebih dahsyat jika dibanding tahun 1965 silam. Untuk itu, ustadz Andri menghimbau TNI dan umat Islam untuk menyiapkan diri menghadapi kebangkitan Komunis Gaya Baru (KGB).
Sementara itu, KH Jazir sebagai pelaku sejarah G30S PKI menceritakan bagaimana kekejaman dan kesadisan PKI dalam membantai umat Islam, para tokoh Islam dan bahkan tentara Indonesia pada tahun 1948 dan 1965.
Bahkan di sekitar tempat tinggal KH Jazir, yakni didaerah Jogokaryan Jogja menjadi salah satu saksi sejarah bagaimana PKI menyiksa dan menyembelih para ulama dan tentara Indonesia.
Untuk itu, ia menghimbau umat Islam jangan sampai melupakan sejarah tersebut. Sebab, lanjut KH Jazir, sejak Indonesia dipimpin oleh Presiden Jokowi, anggota dan antek-antek PKI sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengahapus TAP MPRS no. XXV 1966. [GA]