SOLO (Panjimas.com) – Pengamat Komunisme, ustadz Andri Kurniawan M.Ag mengatakan bahwa istilah “Petugas Partai” yang pernah dilontarkan oleh Ketua Umum (Ketum) DPP PDIP, Megawati Soekarno Putri sangat kental dengan istilah yang biasa dipakai oleh Partai Komunis China (PKC).
Petugas partai sendiri menurut para pengamat politik adalah ungkapan yang dilontarkan Megawati untuk menyindir dan menegur Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap telah “mbalelo” terhadap kebijakan politik yang diambil oleh PDIP dan Megawati.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh ustadz Andri saat menjadi pemateri dalam acara tabligh akbar bertajuk “Bersihkan Masjidmu dari Paham Sesat Komunis & Syi’ah” di Masjid Agung Kraton Surakarta pada Ahad (31/5/2015) pagi. (Baca: Ribuan Umat Islam Padati Tabligh Akbar Bahaya Paham Sesat Syi’ah & Komunis di Masjid Agung Solo)
“Polit Biro Partai Komunis China (PKC) menyebutkan bahwa semua perangkat negara, eksekutif dan legislatif menjadi alat pelaksana kebijakan dan keputusan yang ditentukan oleh polit biro Partai. Kira-kira sama gak dengan yang di Indonesia? Jadi tidak perlu saya tafsiri lagi yaa,” ungkapnya.
“Jadi dalam Partai Komunis China (PKC) itu gak ada yang namanya Presiden. Sebab mereka semua yang menjadi anggota partai dan kemudian terpilih menjadi pejabat, maka mereka itu adalah para petugas partai. Jadi, sama gak kayak yang di Indonesia?,” tanya ustadz Andri kepada ribuan jama’ah yang hadir.
Seperti diketahui bersama, istilah petugas partai melekat kepada Jokowi sejak Megawati mengatakan hal itu saat menyatakan PDIP mengajukan Jokowi dalam Pilpres 2014 lalu. Usai terpilih, hubungan Jokowi dengan Mega dan PDIP kurang harmonis. Beberapa elite PDIP mengingatkan Jokowi bahwa dirinya hanyalah seorang petugas partai.
Dan dalam pidato penutupan Kongres PDIP di Bali, Megawati kembali membahas soal petugas partai. Menurutnya banyak kader yang merasa malu dengan sebutan “petugas partai” padahal sebutan itu memang merupakan sebutan bagi kader partai.
Oleh sebab itu, Megawati pun menegaskan agar kader PDIP yang tidak suka dipanggil sebagai “petugas partai” untuk keluar saja dari partai banteng bermoncong putih tersebut. (Baca: Galeri Foto Umat Islam Ikuti Tabligh Akbar Bahaya Paham Sesat Syi’ah & Komunis di Masjid Agung Solo)
“Untuk kader di DPR dan Fraksi PDI Perjuangan, ingatlah bahwa kalian adalah petugas partai dan merupakan perpanjangan tangan partai. Jika tidak mau disebut petugas partai, keluar! Petugas partai wajib melakukan instruksi partai,” kata Megawati di Grand Inna Bali Beach Sanur, Bali, pada Sabtu (11/4/2015). [GA]