CILACAP (Panjimas.com) – Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, kelompok teroris separatis OPM kembali menunjukkan eksistensinya. Meskipun berbagai kebijakan telah ditempuh pemerintah pusat, tetap saja keinginan OPM untuk memisahkan diri dari Indonesia tidak pernah padam.
Bahkan baru-baru ini, pimpinan kelompok teroris separatis OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang bermarkas di Lany Jaya Papua, Puron Wenda dan Enden Wanimbo melontarkan pernyataan serius. Mereka menantang TNI-Polri dan Densus 88 dibawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk berperang secara terbuka.
“Mulai sekarang kami nyatakan perang revolusi total dari Sorong hingga Merauke, yakni perang secara terbuka terhadap semua orang Indonesia yang ada di tanah Papua,” tegas Enden Wanimbo, pada Jum’at 22 Mei 2015 kemarin. (Baca: Ditantang Perang Teroris Separatis OPM, Dimana Densus 88 & Pasukan Brimob??)
Meskipun sedang menjalani vonis dzolim 15 tahun penjara didalam Lapas Pasir Putih Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah (Jateng), kabar tentang tantangan perang terbuka dari kelompok teroris separatis OPM kepada TNI-Polri dan Densus 88 pun sampai ke telinga ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Menurut ulama kharismatik asal Kota Solo Jateng itu, sikap diam serta respon yang lamban dari TNI-Polri dan Densus 88 terhadap tantangan perang terbuka dari kelompok teroris separatis OPM menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia lebih berpihak kepada orang Kafir.
“Hal itu jelas sekali bahwa pemerintah Indonesia itu lebih pro kepada orang-orang Kafir,” tegas ustadz Abu Bakar Ba’asyir pada Kamis (28/5/2015) dihadapan para pembezuknya.
Dan keberpihakan pemerintah Indonesia terhadap orang Kafir menurut ulama sepuh kelahiran Jombang Jawa Timur (Jatim) itu juga tidak hanya ditunjukkan oleh rezim Joko Widodo (Jokowi) saja. Pemerintahan Indonesia sebelumnya juag menunjukkan hal yang serupa.
“Jadi tidak hanya (pemerintahan –red) Jokowi ini, pemerintah-pemerintah sebelumnya, seperti Yudhoyono, SBY itu, dan yang lainnya juga pro kepada orang-orang Kafir,” tandasnya.
“Bagaimana tidak, jika umat Islam ada yang dituduh teroris atau makar, Densus langsung main tangkap, menyiksa mereka, bahkan ada yang langsung dibunuh. Tapi OPM ini jelas-jelas menantang perang malah dibiarkan saja. Padahal yang dibunuh OPM itu tidak hanya rakyat biasa, tapi juga tentara,” jelasnya.
“Jadi saya himbau kepada umat Islam, aktivis dakwah dan para pejuang penegak syari’ah, buka mata kalian. Lambat laun jika umat dan para tokohnya tidak menyadari permusuhan orang Kafir yang menunggangi pemerintahan ini, maka Islam tidak akan pernah mulia,” ujar ustadz Ba’asyir.
“Omong kosong umat Islam di Indonesia dan agama Islam ini bisa mendapatkan kemuliaannya jika cuma berdakwah dan menyuarakan penegakkan syari’ah. Menegakkan syari’ah tanpa jihad itu omong kosong,” tandas pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki Solo ini. [GA]