JAKARTA (Panjimas.com) – Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon didampingi Fachri Hamzah pada Kamis (28/5/2015) sore di Gedung DPR, Ruang Nusantara III, Senayan Jakarta melepas rombongan Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) ke Turki.
FIPS merupakan aliansi lembaga Islam maupun sosial yang menaruh perhatian besar terhadap persoalan kemanusiaan di Palestina dan Suriah. FIPS yang diketuai oleh Ustadz Bachtiar Nasir juga hadir dalam pelepasan tersebut.
Tim yang diberangkatkan menuju Turki berjumlah delapan orang, yakni: Abu Harits (FIPS), Achmad Michdan (TPM), Ustadz Fahmi Salim (Anggota MUI), Mustofa B Nahrawardaya (MPI Muhammadiyah), Ubay Salman FIPS), dan tiga jurnalis: Adhin (TV One), Iqbal (detik.com), Billy (JawaPos).
Selama di Turki, ada beberapa agenda yang dilakukan tim kemanusiaan ini, diantaranya: Peringatan Mavi Marmara, pertemuan dengan tokoh Robithoh Ulama Suriah Syeikh Usamah Rivai, silaturahim dengan IHH (NGO Turki), menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada Muslim Suriah yang berada di kamp pengungsian perbatasan Turki-Suriah.
Saat melepas Tim kemanusiaan tersebut, Fadli Zon menyatakan dukungannya kepada FIPS yang mau peduli dengan saudara-saudara Muslim di Suriah. Terlebih isu Suriah di kalangan masyarakat memiliki persepsi yang berbeda-beda. Bahkan setiap bicara Suriah selalu dikait-kaitkan dengan ISIS.
Fakta banyaknya pengungsi di perbatasan, harus disampaikan kepada masyarakat Indonesia, terutama yang terkait persoalan kemanusiaan yang terjadi di sana.
“Persepsi tentang Suriah terperangkap pada isu yang terbatas. Sangat disayangkan, jika masalah kemanusiaan dan keberadaan para pengungsi diperbatasan Suriah-Turki tidak terangkat, karena tertutup oleh isu ISIS semata,” kata Fadli Zon.
Sementara itu, Fahri Hamzah juga menyatakan dukungannya pada FIPS untuk memberi kelancaran dalam hal hubungan diplomatik, bagi tim kemanusiaan ini yang hendak menyampaikan bantuannya kepada saudara-saudara Muslim di kamp pengungsian.
Sedangkan Mustofa Nahrawardaya yang ikut dalam rombongan tersebut juga mengatakan, kegiatan ini ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa kegiatan kemanusiaan ini bisa dilakukan tanpa adanya ketakutan terhadap isu ISIS.
“Sekarang ini banyak sekali dihembuskan isu-isu ISIS sehingga kita takut dan seolah tidak bisa membantu saudara-saudara kita di Suriah, padahal jutaan rakyat Suriah benar-benar membutuhkan bantuan dari kita. Intinya, kita ingin meluruskan bahwa kalau ke Suriah konotasinya bukan negatif (perang) namun kita bisa melakukan hal yang positif (membantu sesama),“ jelas Mustofa. [Desastian]