CILACAP (Panjimas.com) – Kaum Muslimin di Indonesia, khususnya yang dahulu sering mendengar ceramah ustadz Abu Bakar Ba’asyir pasti sangat menunggu-nunggu kabar terbaru ulama kharismatik asal Kota Solo Jawa Tengah (Jateng) itu.
Pasalnya setelah divonis dzolim dengan hukuman penjara selama 15 tahun karena membantu mencarikan dana untuk ibadah i’dad di Pegunungan Jalin Jantho Aceh pada tahun 2010 silam, aktivitas dakwah ustadz Abu Bakar Ba’asyir selalu dibatasi oleh rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bahkan saat itu, SBY pernah mengintruksikan agar buku tulis dan bolpen atau pensil dilarang masuk ke Lapas Pasir Putih Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi “rumah” sementara ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Tujuan SBY waktu itu agar ustadz Ba’asyir tidak bisa lagi berdakwah lewat tulisan.
Dan kini disaat pemerintahan Indonesia dipegang oleh rezim Joko Widodo (Jokowi), diskriminasi dan kedzoliman terus terjadi terhadap ulama sepuh kelahiran Jombang tersebut. Sempat tersiar kabar jika pengunjung yang hendak membezuk ustadz Abu Bakar Ba’asyir akan dibatasi dan diperketat.
Hal ini tentu saja secara tidak langsung juga berpengaruh kepada akses umat Islam dan awak media yang hendak mengetahui kabar terbaru ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Lama tak bersua, lalu bagaimana kabar terbaru ustadz Abu Bakar Ba’asyir??
Pada Kamis (28/5/2015) kemarin, jama’ah pengajian disalah satu masjid di Kota Solo berkesempatan membezuk ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Lapas Super Maximum Security (SMS) Pasir Putih. Puluhan jam’ah masjid tersebut sampe di Cilacap pada Kamis pagi.
Setelah melewati sejumlah pemeriksaan yang cukup lama dan ketat, akhirnya para jama’ah pengajian itu bertemu dengan pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki Sukoharjo (Solo) tersebut sekitar pukul 11 siang.
Dihadapan puluhan jama’ah pengajian tersebut, ustadz Ba’asyir mengabarkan bahwa kondisi fisiknya secara umum sehat, namun kedua kakinya kadang kesemutan jika duduk terlalu lama. Dan pada saat berdiri dari duduk pun terasa ngilu.
“Alhamdulillah disini saya dan ikhwan-ikhwan mujahidin sehat. Disini udaranya segar dan sejuk karena hutannya masih alami dan dekat pantai. Cuma yaa ini, penyakit tua, sering kesemutan. Dan kalau duduk lama ngilu kaki saya,” ujarnya sambil tersenyum ringan.
Setelah itu, ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengungkapkan aktivitas sehari-hari di Lapas Pasir Putih. Ustadz Ba’asyir menjelaskan jika sel didalam blok yang dihuninya baru dibuka pada pukul 05.30 WIB dan ditutup pada pukul 19.00 WIB atau sehabis sholat isya’.
“Disini selnya dibuka jam setengah 6 pagi. Kalau pagi ikhwan-ikhwan disini berolahraga, lalu setelah itu mereka melakukan aktivitasnya masing-masing. Lalu sore hari biasanya dipakai untuk taklim bersama atau bercengkrama dengan napi lainnya,” ungkapnya.
“Alhamdulillah disini ikhwan-ikwhan ada taklim rutin, yang ngisi saya, lalu ustadz Abu Husna, dan ustadz-ustadz lainnya. Setelah itu yaa kembali ke sel masing-masing, dan malamnya biasanya sholat tahajud di sel masing-masing dan saya anjurkan perbanyak baca Al-Qur’an,” jelasnya. [GA]