JAKARTA (Panjimas.com) – Ribuan umat Islam dari berbagai Ormas Islam di Indonesia berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat menggelar aksi damai mengutuk genosida yang terjadi di Myanmar terhadap kaum Muslimin Rohingya.
Usai berorasi di depan Bundaran HI, ribuan umat Islam melakukan Long March dan mengepung Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar di Jalan H Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (27/5/2015) pagi menjelang siang.
Beberapa perwakilan delegasi dari berbagai Ormas Islam pun mendesak bertemu dengan Dubes Myanmar. Mereka diantaranya adalah; KH Ahmad Shabri Lubis selaku Ketua Umum (Ketum) DPP FPI, KH Muhammad Al-Khaththath selaku Sekjen FUI, ustadz Abu Jibril Wakil Amir MMI, Munarman SH Pendiri PUSHAMI dan ustadz Bernard Abdul Jabbar selaku Sekjen KAMRA.
Para delegasi perwakilan Ormas Islam tersebut menyampaikan bahwa, sudah ke sekian kalinya umat Islam marah dan mengepung Kedubes Myanmar. Hal ini terkait dengan kedzaliman pemerintah Myanmar dan umat Buddha beserta pemuka agama mereka yang membantai Muslim Rohingya.
“Umat Islam hidup di negeri ini hidup penuh toleransi, tapi umat Buddha hidup di Myanmar tak tahu diri,” kata KH Ahmad Shabri Lubis di hadapan ribuan massa umat Islam saat mengepung Kedubes Myanmar pada hari Rabu (27/5/2015).
Ia menegaskan bahwa pemerintah Myanmar telah berdusta. Sebab sebelumnya umat Islam di Indonesia yang marah karena kebiadaban umat Buddha dan rezim pemerintah Buddha Myanmar diberi janji-janji palsu yang akan menghentikan penindasan serta akan memfasilitasi melihat langsung kondisi pengungsi Rohingya.
Perwakilan delegasi Ormas Islam juga sepakat, jika penindasan, pembantaian dan berbagai kedzaliman tak segera dihentikan, maka umat Islam di Indonesia akan menyerukan jihad ke Myanmar.
Selain mengepung Kedubes Myanmar, umat Islam juga membakar patung Biksu Wirathu, sebagai simbol perlawanan atas kedzaliman pemuka Buddha di Myanmar.
Aksi berjalan lancar dan aman tanpa kendala apa pun, hingga berakhir pada pukul 16.00 WIB. Para aktivis Islam kembali ke tempat masing-masing dalam keadaan tertib. [GA/AW]