IRLANDIA (Panjimas.com) – Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri (PM) Luxembourg, Xavier Bettel (42 tahun) menjadi pemimpin negara anggota Uni Eropa pertama yang menikah dengan sesama jenis atau homoseksual.
Bettel menikah dengan rekannya, Gauthier Destenay, seorang arsitek asal Belgia. Mereka menjadi pasangan gay pertama yang menikah di Lexembourg, negara mayoritas Katolik yang bergabung dengan Uni Eropa paling akhir, dan mendukung penuh hak bagi pasangan sesama jenis.
Sejauh ini, diketahui bahwa pihak yang melamar adalah Destenay. Ia melamar Bettel seminggu setelah parlemen Luxembourg pada Juli tahun lalu menjadi badan legislatif kesembilan di Uni Eropa yang mencabut larangan pernikahan sesama jenis.
“Saya mengatakan ‘Ya’. “Saya hanya hidup sekali dan saya tidak ingin menyembunyikan kehidupan saya,” imbuh Bettel,” ujar Bettel kepada Los Angeles Times, dikutip Guardian, pada Jum’at (15/5/2015).
Setelah Luxembourg, homoseksual di Irlandia kini dapat melenggang ke altar pernikahan setelah mayoritas penduduk di Negeri Pulau Zambrud itu mendukung pelegalan pernikahan sesama jenis dalam referendum yang digelar pada Jum’at (22/5/2015). Hasil referendum ini menjadikan Irlandia sebagai negara pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis melalui sebuah referendum.
Hasil referendum yang diumumkan pada Sabtu (23/5/2015) ini menunjukkan bahwa sebanyak 1.201.607 penduduk Irlandia memilih mendukung pernikahan sesama jenis, sementara hanya 734.300 penduduk yang menolak.
Pejabat referendum, Riona Ni Fhlanghaile menyatakan dari hasil tersebut disimpulkan bahwa sekitar 62 persen dari penduduk Irlandia yang sebagai besar penganut Katolik ini memilih untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.
Para pendukung penikahan sesama jenis memadati Kastil Dublin, berbaris di tengah terik matahari untuk menyaksikan langsung hasil penghitungan suara referendum yang ditampilkan pada layar besar. Sesaat setelah hasil diumumkan, mereka bersorak dengan sukacita dan serentak menyanyikan lagu kebangsaan.
“Hari ini kami berada di Irlandia yang baru. Republik Irlandia yang menjadi nyata setelah saya memimpikannya seumur hidup saya,” kata Jean Webster, wanita berusia 54 tahun, yang menyatakan diri sebagai seorang lesbian delapan tahun lalu setelah berpisah dari suaminya, dikutip dari Reuters, pada Sabtu (23/5/2015).
Hasil referendum ini disambut suka cita oleh warga Irlandia. Sejumlah menteri pemerintahan melambaikan bendera pelangi dari kerumunan massa. Sementara, seorang senator lesbian bahkan meminang pasangannya dalam siaran langsung di stasiun televisi nasional.
“Jawabannya adalah ‘Ya’ untuk masa depan mereka, ‘Ya’ untuk rasa cinta mereka, ‘Ya’ untuk pernikahan sesama. ‘Ya’ akan terdengar keras di seluruh penjuru dunia dan dirintis dari kami. Irlandia, terima kasih,” kata Perdana Menteri (PM) Irlandia, Enda Kenny dalam konferensi pers. [Muhajir/CNN]