IRAQ (Panjimas.com) – Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk mempercepat pelatihan dan mengirim pasokan senjata pada suku Kurdi dan militer Syi’ah Shofawi di Iraq. Pertimbangan ini mengacu pada peristiwa serangan balasan yang dilakukan Daulah Islam/Islamic State (IS) dalam merebut kembali kota Ramadi.
“Kami melihat bagaimana cara terbaik untuk mendukung pasukan darat lokal di Anbar, termasuk mempercepat pelatihan serta melengkapi suku setempat dan mendukung operasi Iraq untuk merebut kembali Ramadi,” kata seorang pejabat AS, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (20/5/2015).
Ramadi merupaka sebuah kota di jantung kelompok pejuang umat Islam Sunni Iraq yang berhasil direbut dan dikontrol lagi oleh IS pada Ahad lalu. Tentara dan sekutu milisi Syi’ah Iraq saat ini berkumpul di sekitar Ramadi.
Mereka mencari tindakan cepat untuk merebut kembali Kota Ramadi sebelum Daulah Islam membangun benteng pertahanan di dalamnya. Gedung Putih menilai direbutnya kembali Kota Ramadi merupakan suatu kemunduran bagi koalisi militer AS di Iraq.
AS akan Kirim 1.000 Senjata Anti Tank ke Iraq
Sementara itu, di tengah perebutan kota kuno Palmyra oleh Daulah Islam dan pasca jatuhnya Ramadi ke tangan Daulah Islam, AS berencana memberikan 1.000 senjata anti tank kepada militer Syi’ah Shofawi Iraq.
Senjata-senjata tersebut akan dikirimkan pada bulan Juni mendatang untuk memerangi operasi istisyhadiyah yang biasa dilakukan mujahidin IS. Pejabat senior Departemen Luar Negeri (Deplu) AS pada Kamis (21/5/2015) mengatakan, selama ini IS telah melancarkan sekitar 30 bom mobil.
Sekitar 10 dari 30 bom memiliki ukuran sebesar truk, seperti yang tejadi di Oklahoma pada 1995 silam. AS memutuskan untuk memasok senjata anti tank tersebut saat Perdana Menteri (PM) Syiah Shofawi Iraq, Haidar Al-Abadi mengunjungi Washington, pada bulan April 2015 lalu. AS berencana memberikan 1.000 senjata sistem AT4 pada awal Juni ini. [Muhajir/ROL/dbs]